Yogyakarta, 11 September 2024 – UNESCO telah menggelar Digital Learning Week 2024 dengan tema “Steering Technology for Education” pada 2-5 September 2024 di Kantor Pusat UNESCO di Paris, Prancis. Acara ini mempromosikan kerja sama antara berbagai pemangku kepentingan untuk merancang dan menggunakan kecerdasan buatan (AI) dalam pendidikan secara manusiawi dan ramah lingkungan, serta mengeksplorasi hubungan antara transformasi digital dan pendidikan berkelanjutan. Sebagai salah satu “Badan dan Forum Kerja Sama Digital Antarpemerintah dan Multi-Pemangku Kepentingan PBB,” acara tahunan ini mempertemukan pemimpin pendidikan digital, pembuat kebijakan, peneliti, dan praktisi dari berbagai organisasi, termasuk badan PBB, pemerintah, LSM, dan sektor swasta.
Salah satu panelis yang diundang adalah Novi Kurnia, M.Si., M.A., Ph.D, yang berpartisipasi dalam Sesi Pleno 6 bertajuk “Pathways to Sustainable Futures: Navigating Digital and Greening Transitions.” Novi Kurnia, M.Si., M.A., Ph.D mempresentasikan paparan berjudul “Combating Climate Change Misinformation Through Digital Tools,” yang membahas upaya menangani misinformasi krisis iklim melalui alat digital di Indonesia. Selain itu, Novi Kurnia, M.Si., M.A., Ph.D juga mengikuti Sesi Pleno 5 tentang “Gateways to Public Digital Learning Initiative,” yang menampilkan presentasi dari Dr. Iwan Syahril, Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Indonesia.
Acara ini berlangsung selama empat hari dan menawarkan kesempatan untuk berdialog kebijakan, debat yang memicu pemikiran, serta berbagi praktik terbaik dari seluruh dunia. Fokus utamanya adalah membayangkan masa depan digital yang aman, inklusif, dan berkelanjutan, sambil menekankan pentingnya adopsi AI yang etis dalam pendidikan. Digital Learning Week 2024 juga menyoroti tantangan baru yang timbul dari penggunaan teknologi, khususnya AI, serta dampak etika dan hukum dari digitalisasi yang cepat terhadap kesejahteraan planet.
Selain diskusi panel, acara ini juga meluncurkan berbagai alat dan analisis baru, termasuk kerangka kompetensi AI untuk siswa dan guru, serta makalah eksploratif yang membahas hubungan antara transisi digital dan keberlanjutan dalam pendidikan. Sub-tema yang dibahas meliputi kompetensi AI, regulasi penggunaan etis AI dalam pendidikan, dan penilaian pembelajaran. Sorotan acara ini termasuk kuliah umum dari pemimpin opini serta Upacara Penghargaan UNESCO King Hamad Bin Isa Al-Khalifa Prize untuk proyek inovatif yang mengintegrasikan pembelajaran digital dan pendidikan berkelanjutan.
Acara ini dihadiri sekitar 300-400 peserta dari berbagai pemangku kepentingan di sektor pendidikan dan krisis iklim dari sekitar 50 negara, termasuk 170 pembicara inspiratif, dengan partisipasi 11 menteri pendidikan. Digital Learning Week 2024 juga menawarkan sesi siaran langsung dengan layanan interpretasi dalam bahasa Inggris dan Prancis.
Novi Kurnia, M.Si., M.A., Ph.D, juga memimpin riset di CfDS UGM, yakni: “Tackling Climate Change Misinformation in Indonesia”, yang telah meraih hibah dari APNIC-ISIF ASIA untuk menangani misinformasi krisis iklim. Beliau juga mempresentasikan isu serupa pada World Press Freedom Day di Jakarta pada 10 Juli 2024, yang diselenggarakan oleh UNESCO, dengan fokus pada peran media dan kebebasan pers. Selain itu, Novi Kurnia, M.Si., M.A., Ph.D juga berperan sebagai reviewer untuk modul UNESCO “Navigating Climate Information with Media and Information Literacy” dan aktif dalam tri dharma perguruan tinggi di berbagai institusi. Partisipasi Novi Kurnia, M.Si., M.A., Ph.D dalam Digital Learning Week 2024 mencerminkan kontribusi akademisi Indonesia di tingkat nasional dan internasional, serta meningkatkan reputasi UGM di kancah global.
Penulis: Anathalia Meyskina Pangestu