Jurnalisme adalah kegiatan menghimpun berita, mencari fakta, dan melaporkan peristiwa. Hasil dari kegiatan jurnalisme adalah berita. Berita merupakan sebuah informasi yang berisi fakta mengenai peristiwa yang sudah, sedang, dan akan terjadi. Berita disampaikan melalui perantara berupa media cetak ataupun elektronik. informasi yang disampaikan mengenal urutan waktu atau biasa disebut kronologis. Peristiwa disampaikan dari bagaimana hal itu berawal dan bagaimana dampaknya. Jurnalisme diharapkan menjadi pembuka wawasan setiap masyarakat mengetahui dunia yang luas ini. Dengan terbukanya pemikiran manusia melalui informasi yang didapatkan,tidak ada lagi terjadi yang terjadi akibat kesalahpahaman.
Jurnalisme memiliki peran penting dalam menjaga kestabilan hidup masyarakat. Pemberitaan yang sudah dilakukan sangat mempengaruhi apa yang akan dilakukan oleh masyarakat. Salah satu informasi yang penting disampaikan oleh jurnalisme adalah berita mengenai bencana. Bencana merupakan salah satu peristiwa yang sangat merugikan bagi orang yang terdampak. Kerugian materi dan korban jiwa bukan hal yang biasa ketika bencana datang. Di Indonesia, peristiwa bencana sering termuat di dalam pemberitaan media massa baik media konvensional maupun media online.
Media sebagai instrumen jurnalisme diharapkan mengambil peran yang kuat untuk memberi informasi tentang bencana. Media terutama media massa harus menjadi penghubung antara semua pihak seperti pemerintah, badan yang berkepentingan, masyarakat yang terdampak,dan masyarakat yang tidak terdampak. Semua pihak tersebut sangat membutuhkan media untuk menyampaikan dan menerima arahan.
Bencana jelas akan merugikan masyarakat yang mengalami Kerugian yang sangat berat adalah ketika masyarakat harus kehilangan nyawanya. Dilihat dari lingkup keluarga,jika terdapat salah satu orang terdekat meninggal akibat bencana akan menyebabkan dampak ekonomi dan psikis. Contohnya ketika seorang ayah sebagai tulang punggung keluarga harus meregang nyawa,kemiskinan akan timbul jika istri dan anaknya tidak bisa memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal tersebut ada kaitannya dengan munculnya kasus kemiskinan. Selain itu,dampak psikis yang akan dialami adalah adanya trauma yang kemudian menimbulkan stress oleh korban bencana.
Untuk mencegah kerugian yang semakin banyak, jurnalisme harus membentuk masyarakat yang siaga bencana. Rattien (1990) dalam jurnal Sanusi (2018) menjelaskan media massa bisa berperan lebih jauh dalam mengedukasi khalayak tentang kebencanaan, meningkatkan kesadaran publik melalui isu mitigasi bencana, bagaimana menghadapi bencana dan melakukan evakuasi, termasuk berkontribusi dalam proses rekonstruksi pasca-bencana.
Mitigasi bencana bisa di kampanyekan melalui media massa. Mitigasi bencana sendiri merupakan kegiatan untuk mengurangi risiko bencana. Melalui media massa,lembaga pemerintah maupun nonpemerinah bisa memberi himbauan dan pelatihan kepada masyarakat. himbauan yang bisa dilakukan adalah dengan memberi data hasil penelitan dan pengawasan suatu daerah. Salah satu contohnya adalah memberikan peta daerah rawan longsor kepada masyarakat sehingga tidak ada masyarakat yang tinggal di daerah tersebut. Adapun pelatihan yang dapat di kampanyekan seperti cara melindungi diri saat terjadi gempa.
Selain siaga dari kerugian materi,pentingnya siaga dalam aspek mental tidak kalah penting. Kebanyakan hasil penelitian menunjukkan pola pemberitaan media-media mainstream dalam meliput bencana cenderung mengikuti pola-pola yang sudah umum yakni memberikan fokus lebih besar pada dampak peristiwa bencana. Dampak tersebut menggunakan perspektif korban seperti berapa banyak korban tewas dan luka, seberapa besar kerusakan materi yang ditimbulkan dan seterusnya (Houston, 2012; Pantti, 2012) dalam jurnal Sanusi (2018). Fokus yang lebih mengarah banyaknya korban daripada penyebab bencana menimbulkan kekhawatiran masyarakat. Memberitakan penyebab dan solusi lebih menenangkan masyarakat. Tidak hanya itu,masyarakat akan lebih kreatif dalam melakukan perubahan.
Pranuju (2018) mengatakan bahwa khalayak informasi tidak sekadar menempatkan pemberitaan sebagai sumber informasi tentang peristiwa, namun juga sebagai pedoman penyusunan agenda. Hal ini sesuai dengan fungsi utama jurnalisme bencana, yaitu membantu masyarakat dan pihak lain dalam penanggulangan bencana. Jurnalisme harus benar-benar bisa mempengaruhi masyarakat untuk melakukan tindakan baik yang berhubungan dengan alam. Selain itu,rencana jangka panjang bisa dibuat oleh pemerintah dengan memperhitungkan media sebagai tempat aspirasi dari masyarakat sampai kaum intelektual.
Jurnalisme dapat berperan sebagai kontrol dengan memberi sanksi sosial. Beberapa bencana disebabkan oleh tangan manusia seperti pembakaran hutan. Pelaku yang membuat bencana tersebut perlu disorot sehingga diketahui oleh publik. Cara seperti itu akan membuat semua pihak lebih berhati-hati dalam bertindak, terlebih berhubungan dengan alam.
Dengan demikian, jurnalisme tidak hanya mengenai mencari dan menyampaikan informasi. Lebih luas daripada itu, jurnalisme dapat membentuk pikiran masyarakat kepada suatu tujuan positif. Berhubungan dengan bencana, masyarakat dapat lebih siaga menghadapi fenomena tersebut. Kesiagaan bisa didapatkan melalui instrumen jurnalisme yaitu media. Kesiagaan masyarakat tentu sangat berpengaruh terhadap kerugian ketika terjadi bencana. Masyarakat yang siaga akan meminimalisir kerugian materi dan korban jiwa.
Referensi
Abrar, A. N. 2008. “Memberdayakan masyarakat lewat penyiaran berita bencana alam.” Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 11(3), 379-396. https://www.neliti.com/publications diakses pada 17 Oktober 2020
Panuju, R. 2018. “Etika Jurnalistik dan Jurnalisme Bencana pada Pemberitaan Gunung Agung di Portal Berita Balipost. com.”. Jurnal Ilmu Komunikasi. https://www.researchgate.net/ diakses pada 17 Oktober 2020.
Sanusi, H. 2018. “JURNALISME DAN BENCANA: Refleksi Peran Jurnalis dalam Liputan Bencana Gempa, Tsunami dan Likuifaksi Palu-Donggala”. Jurnal Jurnalisa: Jurnal Jurusan Jurnalistik, 4(2). http://journal.uin-alauddin.ac.id/ diakses pada 17 Oktober 2020
Penulis: Firdaus Damai Rusadi | Mahasiswa S1 Reguler-Angkatan 2020