Yogyakarta 29 November 2023
Program Studi Magister Ilmu Komunikasi Universitas Gadjah Mada (UGM) menyelenggarakan kembali “2nd Graduate Student Symposium on Communication” (GSSC) 2023. Acara yang diselenggarakan di University Club (UC) Hotel UGM ini mengusung tema, yaitu “Building Sustainable Trust in Disruptive Communication Sphere”.
Disrupsi teknologi, perkembangan media digital, ditambah dengan situasi pasca pandemi Covid-19 membawa perubahan signifikan di ruang publik kita. Tidak hanya pada ruang berinteraksi antara manusia yang satu dengan manusia yang lain, namun juga pada bagaimana kepercayaan antar berbagai entitas di dalam ruang komunikasi yang terdisrupsi. Melalui latar belakang tersebut, GSSC 2023 bermaksud menjadi ruang yang mempertemukan banyak pemikiran dan diseminasi ilmu pengetahuan mengenai “trust” dan keberlanjutannya pada ruang komunikasi yang bertransformasi.
Prof. Jack Qiu Linchan dari Wee Kim Wee School of Communication and Information, Nanyang Technological University, sebagai pembicara kunci dalam simposium ini menguraikan tentang bagaimana membangun kepercayaan melalui dekolonialisasi yang bergerak di pasar teknologi serta refleksi pada transisi tersebut. Jack Qiu menyampaikan, “Teknologi memberikan tantangan baru, tetapi juga peluang untuk membangun kepercayaan dalam era komunikasi yang penuh dengan dinamika. Sustainable trust harus selaras dengan bisnis yang berkelanjutan dan lingkungan yang berkelanjutan.
Sementara itu, Indri D. Saptaningrum, PhD, Staf Ahli Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Indonesia, membahas peran penting kebijakan dan regulasi media dalam membentuk kepercayaan yang berkelanjutan di Indonesia. Melalui sudut pandang pengambil kebijakan, ia menyampaikan dinamika yang terjadi dalam kerangka regulasi untuk mengatasi kompleksitas ranah komunikasi digital di Indonesia yang telah bertransformasi karena perkembangan teknologi dan bagaimana regulasi menjadi jembatan untuk membangun kepercayaan di antara berbagai pemangku kepentingan.
Tantangan atas lingkungan komunikasi digital yang telah terdisrupsi juga menjadi perhatian Dr. Dian Arymami, staf pengajar di Departemen Ilmu Komunikasi UGM. Menggunakan judul “Reassembling Trust in The Digital Era”, Dr. Dian Arymami menjelaskan bagaimana membangun kembali kepercayaan di era digital di tengah perubahan di sisi teknologi maupun masyarakat.Ia juga menyinggung bahwa masalah kepercayaan tidak terletak pada teknologinya, melainkan pada budayanya.
Perubahan lanskap komunikasi dan kondisi paradoksal atas kepercayaan ini turut pula disinggung oleh Janoe Arijanto, Ketua Asosiasi Periklanan Indonesia sekaligus Vice President Dentsu Indonesia. Melalui pemaparannya, Janoe Arianto menguraikan bahwa, “Di dunia piksel dan data, kepercayaan yang tulus adalah hubungan yang paling manusiawi.” Oleh karenanya, ia merekomendasikan lima poin yang perlu dilakukan oleh ekosistem dan korporasi yaitu membangun kepercayaan melalui value, peran dari social engagement, kebutuhan atas transparansi, regulasi, dan edukasi kepada user.
Secara lebih lanjut, pembahasan mengenai trust dan sustainability ini dibahas melalui sesi diskusi paralel yang dihelat di hari pertama dan hari kedua simposium. Melalui sesi paralel ini para pembelajar dan pengkaji komunikasi saling berbagi gagasan untuk menyikapi kondisi kepercayaan dan perkembangan digital media di Indonesia. GSSC 2023 menyediakan 10 sesi paralel yang mengurai beragam judul terkait manajemen komunikasi, media dan kajian budaya, serta media dan komunikasi digital. Sesi ini tidak hanya menjadi forum bagi akademisi, peneliti, dan praktisi komunikasi di Indonesia untuk saling berbagi gagasan maupun hasil penelitiannya terkait kepercayaan di ruang digital, namun menjadi ruang untuk mencari solusi bagi ekosistem digital di Indonesia yang lebih baik.
–SELESAI–