Agenda

Ngopi #2 – Publik dalam Pusaran Epidemi Covid-19 Refleksi Komunikasi Publik dalam Kelindan Politik

Halo sobat Dikom,   Ngopi lagi yuk di minggu pagi ini,   Kali ini kita ngobrolin “Publik dalam Pusaran Epidemi Covid-19: Refleksi Komunikasi Publik dalam Kelindan Politik” dengan prof Sutaryo (guru besar dr FKKMK UGM), mas Heroe Poerwadi (wawali Yogya), mas Sulhan (Ketua Aspikom/Ketua Departemen Ilmu Komunikasi UGM), juga mbak Hermin (Sekprodi Prodi S3 Komunikasi UGM).   Pagi ini Ngopi spesial karena kami juga akan me-launching Program Doktoral Ilmu Komunikasi UGM yang dibuka oleh Dekan Fisipol UGM, mas Prof Erwan

Agenda

Ngopi #1 – Disrupsi Informasi dan Pandemi Jelang Pilkada 2020

Halo, sobat Dikom!   Dalam rangka mengisi masa karantina kita dengan kegiatan yang berfaedah, Departemen Ilmu Komunikasi mempersembahkan program Ngobrol Pagi alias Ngopi.   Ngopi pertama ini mengangkat topik “Disrupsi Informasi dan Pandemi Jelang Pilkada 2020” dan akan menampilkan sebagai pembicara: Prof. Dr. Phil. Hermin Indah Wahyuni (Dosen Ilmu Komunikasi FISIPOL UGM) Dr. Sri Nuryanti, M.A. (Peneliti LIPI, Pengurus Pusat AIPI)   serta akan dipandu oleh moderator: Novi Kurnia, Ph.D (Kaprodi S2 Ilmu Komunikasi FISIPOL UGM)   Catat tanggalnya ya,

Informasi Umum

New Issue Published: Jurnal Media dan Komunikasi Indonesia Vol. 1 Issue 1,2020

Dear readers, Jurnal Media dan Komunikasi Indonesia has just published its latest issue at https://jurnal.ugm.ac.id/jmki. We invite you to review the Table of Contents here and then visit our website to check out the articles. You may also submit your quality papers to be published in our next issue through our online submission system. Vol 1, No 1 (2020): March Table of Contents https://jurnal.ugm.ac.id/jmki/issue/viewIssue/4013/pdf_2 Articles: Liga Seluler: pergeseran olahraga elektronik ke peranti seluler di Indonesia. Haryo P Jiwandono, Edeliya Relanika Purwandi

Berita

Ngopi (Ngobrol Pagi) #4: Mengenal Pasar Rakyat dan Strateginya Bertahan Diri di Tengah Pandemi

Apa yang terlintas di benak Sobat Dikom saat mendengar kata “pasar tradisional”? Murah? Ramai? Kurang higienis? Kotor? Ya, beberapa kata tersebut seringkali distigmakan pada pasar tradisional. Hal inilah yang membuat tiga pembicara di Ngopi #4 (Minggu, 5 Juli 2020) berinisiatif untuk melakukan re-branding pasar tradisional menjadi pasar rakyat. Mengapa demikian? Pasar tradisional, selain mendapatkan stigma dari masyarakat, juga harus menghadapi banyak problem mendasar. Beberapa di antaranya adalah kurangnya kualitas SDM, keberadaannya yang tergeser oleh ekspansi pusat perbelanjaan dan toko modern,