Halo, Sobat Dikom!
Stand up comedy kini tidak lagi sekadar menjadi sumber hiburan semata. Di balik tawa yang dihadirkan, komedi tunggal ini mampu menyampaikan berbagai pesan sosial dan politik yang relevan dengan kondisi masyarakat. Fenomena ini membuat stand up comedy menjadi salah satu medium komunikasi yang efektif untuk mengkritisi berbagai persoalan tanpa kehilangan unsur hiburannya. Tak heran jika ruang-ruang komedi kian diminati sebagai sarana dialog publik yang santai namun bermakna.
Namun, di balik kebebasan berekspresi yang ditawarkan, terdapat batas-batas sensitivitas yang harus diperhatikan para komika. Membahas isu-isu politik dan sosial bukan tanpa risiko, mengingat ada sejumlah topik yang rentan memicu kontroversi. Para komika dituntut untuk mampu menyampaikan kritik dengan bijak tanpa menyinggung kelompok tertentu. Situasi inilah yang menjadikan stand up comedy sebagai ruang komunikasi yang unik sekaligus menantang.
Topik menarik ini akan menjadi bahasan utama dalam Diskoma Edisi 21, sebuah diskusi rutin yang diselenggarakan oleh Departemen Ilmu Komunikasi UGM. Diskoma hadir sebagai wadah untuk membahas isu-isu komunikasi yang sedang hangat diperbincangkan. Edisi kali ini akan mengupas tentang peran stand up comedy sebagai media kritik sosial dan politik yang semakin luas jangkauannya. Tentunya, diskusi ini akan menghadirkan perspektif baru tentang komedi sebagai bentuk komunikasi massa yang memiliki kekuatan sosial.
Diskoma #21 akan diselenggarakan secara daring melalui platform Zoom dan juga disiarkan langsung di kanal YouTube Departemen Ilmu Komunikasi UGM. Sobat Dikom dapat bergabung dalam diskusi ini melalui tautan http://ugm.id/Diskoma21. Selain itu, informasi lebih lanjut seputar acara ini dapat diperoleh dengan mengunjungi akun Instagram resmi di @diskoma.ugm. Jangan lewatkan kesempatan menarik ini untuk berdiskusi sekaligus belajar dari para narasumber yang berpengalaman.
Sampai jumpa di Diskoma Edisi 21, Sobat Dikom! Mari bersama-sama membuka ruang dialog yang hangat dan positif melalui medium yang penuh tawa dan makna. Tetap semangat dan terus kritis menyuarakan berbagai isu melalui cara-cara yang kreatif. Karena di tangan generasi muda, ruang komunikasi publik yang sehat bisa terus terjaga.
Penulis: Anathalia Meyskina Pangestu