Serial Diskusi Buku “Perempuan dan Literasi Digital”
Jumat, 16 Juli 2021
Prodi Magister Departemen Ilmu Komunikasi (Dikom) UGM menyelenggarakan diskusi buku bertajuk “Dimensi Pengetahuan dan Kompetensi Literasi Digital” pada Jumat, 16 Juli 2021. Diskusi ini merupakan seri kedua dari rangkaian diskusi buku “Perempuan dan Literasi Digital: Antara Problem, Hambatan, dan Arah Pemberdayaan”, yang merupakan buku hasil kolaborasi dari dosen, mahasiswa, dan alumnus Prodi Magister Dikom UGM. Acara diskusi ini diselenggarakan dengan dukungan dari Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan UGM Press.
Pada diskusi ini, hadir tiga narasumber selaku penulis buku dan juga dosen di Departemen Ilmu Komunikasi UGM. Mereka adalah Zainuddin Muda Z. Monggilo, Syaifa Tania, dan Dewa Ayu Diah Angendari. Di samping itu, hadir pula dosen Ilmu Komunikasi Universitas Sam Ratulangi Manado, Leviane Hera Jackelin Lotulung, sebagai pembahas. Berlaku sebagai moderator adalah Rahmi Kartika Sari dan sebagai MC adalah Anindya Ayu Krisherwina.
Bagian kedua dari buku tersebut, dijelaskan secara ringkas oleh Zainuddin Muda, adalah tentang keresahan para penulis terkait dengan fenomena digital yang dihadapi oleh kalangan perempuan. Zainuddin, yang juga aktif dalam Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia dan Japelidi, menulis dalam bukunya tentang Perempuan Indonesia dalam Pusaran Hoaks dan Ujaran Kebencian.
Berangkat dari keresahannya, Zainuddin menyampaikan, “Perempuan semakin ke sini semakin terlihat sebagai objek literasi digital. Saya percaya dan yakin [bahwa] lebih banyak perempuan di luar sana yang mungkin belum terekspos oleh media [jika] mereka telah melakukan kegiatan-kegiatan literasi digital yang konsisten.”
Tiga kasus yang disorot Zainuddin dalam babnya diantaranya adalah hoaks tentang Ratna Sarumpaet, peristiwa unjuk rasa dan kerusuhan di Papua 2019, serta hoaks-hoaks lainnya yang terkait dengan SARA dan politik.
Diskusi dilanjutkan oleh narasumber kedua, Syaifa Tania, yang menulis tentang peran perempuan dalam kaitannya dengan konteks komunikasi pemasaran digital. Media sosial, menurut Tania, pada perkembangannya saat ini apa pun bentuknya selalu dicari celah sebagai media komunikasi pemasaran yang semakin hari bentuknya semakin halus bentuknya.
Dalam perkembangannya, perempuan memiliki porsi yang besar sebagai influencers, tidak hanya sebagai konsumen, tetapi juga produsen komunikasi pemasaran komersial.
Lalu, diskusi dilanjutkan oleh Diah Angendari yang menulis tentang adopsi teknologi informasi dan komunikasi oleh perempuan di daerah pedesaan yang merupakan bagian dari riset kerja sama antara Center for Digital Society (CfDS) UGM dan Amarta. Diah melakukan penelitian studi kasus terhadap perempuan pengguna peer-to-peer lending berbasis teknologi finansial.
Diah menyoroti keresahan yang muncul karena adanya digital divide di Indonesia, lebih spesifiknya, adanya kesenjangan dalam adopsi TIK antara lender dan borrower. Bagi lender sudah terliterasi untuk menggunakan dashboard dan menggunakan fiturnya, namun bagi borrower hanya sedikit yang sudah mampu menggunakan TIK-nya. Padahal akses merupakan salah satu faktor penting atau pintu masuknya.
Digital divide yang besar di Indonesia, terutama yang terjadi dalam penggunaan TIK Amarta antara kreditur dan debitur, menjadi keresahan Diah. Kreditur pada kasus tersebut sudah terliterasi untuk mengoperasikan dasbor, sedangkan debitur yang mayoritas adalah ibu-ibu hanya sedikit yang mampu menggunakan TIK-nya. “Padahal akses merupakan salah satu faktor penting atau pintu masuknya,” ujar Diah.
Jackelin Lotulung sebagai pembahas menjelaskan bahwa perempuan di desa memang mengalami kesenjangan dalam pendidikan, pengetahuan, termasuk ketika dikaitkan dengan literasi digital.
“Karena kalau di kota, perempuan sudah maju, mungkin di desa kita bisa melakukan pemberdayaan yang lebih baik ketika literasi digital bisa menjadi keniscayaan,” lanjut Jackelin, “di desa [masih] ada kendala, terutama terkait dengan jaringan. Itu menjadi PR untuk kita semua.”
Serial diskusi buku “Perempuan dan Literasi Digital” akan ditutup dengan seri ketiga yang diselenggarakan pada Jumat, 23 April 2021 mendatang.
Reporter: Rizqy K. Mayasari
Contact person:
Koordinator Tim Media DIKOM UGM
Mashita (083841068717)