Yogyakarta, 2 Juni 2025 – Festival Ajisaka UGM 2025 kembali hadir sebagai ajang kompetisi komunikasi nasional yang digagas oleh Departemen Ilmu Komunikasi FISIPOL Universitas Gadjah Mada. Tahun ini, festival yang rutin diadakan sejak 2008 tersebut mengusung tema Gaman Kamulyan: Gaungkan Harapan Keberlanjutan. Tema ini dipilih sebagai respons atas isu lingkungan yang semakin mendesak dan penting untuk diangkat melalui medium kreativitas anak muda. Dengan semangat kolaborasi, Festival Ajisaka menjadi wadah untuk menyuarakan gagasan inovatif dalam mewujudkan keberlanjutan bagi bumi dan kehidupan di dalamnya.
Rangkaian Festival Ajisaka UGM 2025 dimulai sejak Februari 2025 dengan kegiatan roadshow ke berbagai kampus di Indonesia. Selain itu, peserta juga mengikuti kompetisi melalui enam mata lomba, yakni Sadewa (periklanan), Prahasta (kehumasan), Kresna (perfilman), Nakula (penelitian), Arjuna (jurnalistik), dan Dewi Sinta (kewirausahaan). Ajang ini berhasil menjaring 151 tim dari 38 perguruan tinggi di seluruh Indonesia, yang kemudian menyumbangkan lebih dari 150 karya terbaiknya. Kehadiran para peserta dari berbagai daerah menjadi bukti antusiasme generasi muda untuk terlibat aktif dalam isu keberlanjutan lingkungan.
Festival Ajisaka UGM 2025 resmi dibuka pada Jumat (23/5) melalui Pameran Karya bertajuk Alas Swakarya. Pameran ini menampilkan 72 karya terpilih dari finalis lomba, mahasiswa Ilmu Komunikasi UGM, dan seniman-seniman independen. Rangkaian pembukaan diawali dengan registrasi peserta dan perarakan tamu undangan bertajuk Cucuk Lempah yang berlangsung selama 10 menit. Acara ini menjadi simbolisasi penyatuan semangat peserta, panitia, dan tamu undangan dalam mendukung keberlanjutan lingkungan.
Memasuki Sabtu (24/5), acara puncak Candradimuka digelar di Selasar Barat Fisipol UGM. Acara ini dibuka dengan sambutan dari Ketua Panitia dan Sekretaris Program Studi Ilmu Komunikasi yang menyampaikan apresiasi atas semangat kreativitas peserta. Selain itu, diumumkan nama-nama finalis dari enam kategori lomba yang telah melewati tahap penilaian dewan juri. Pengundian sesi bedah karya juga dilakukan di hari yang sama untuk menentukan urutan presentasi karya finalis.
Sesi bedah karya terbagi dalam dua sesi, masing-masing menghadirkan diskusi antara finalis dan dewan juri yang berasal dari kalangan akademisi serta praktisi profesional. Para peserta mendapat kesempatan mempresentasikan gagasan mereka sekaligus menerima kritik dan saran untuk pengembangan karya di masa mendatang. Diskusi yang berlangsung hangat ini menjadi ajang bertukar perspektif serta mendorong peserta untuk berpikir kritis dalam menanggapi isu lingkungan. Kehadiran karya dari berbagai bidang komunikasi membuat sesi ini kaya akan sudut pandang yang segar.
Pada malam harinya, acara berlanjut dengan talkshow bertajuk Tutur Tinular: Mewujudkan Green Economy melalui Media Digital. Talkshow ini menghadirkan narasumber dari kalangan praktisi komunikasi dan media digital yang membahas peran teknologi dalam kampanye keberlanjutan. Tidak hanya itu, talkshow turut dimeriahkan dengan pemutaran video profil salah satu perusahaan dan sesi kuis interaktif. Antusiasme peserta terlihat dari banyaknya pertanyaan dan diskusi yang berkembang selama sesi berlangsung.
Malam puncak Festival Ajisaka UGM 2025 ditutup dengan reopening Candradimuka, diikuti makan malam bersama seluruh peserta, panitia, dan tamu undangan. Selain itu, penayangan video Janamejaya turut menyemarakkan suasana malam itu sebagai pengingat perjalanan Festival Ajisaka selama setahun terakhir. Puncak acara ditandai dengan awarding untuk enam kategori lomba, yang diumumkan secara berurutan mulai dari Arjuna, Dewi Sinta, Nakula, Sadewa, Kresna, hingga Prahasta. Seluruh finalis menerima apresiasi atas karya dan kontribusi mereka dalam menyuarakan pesan keberlanjutan.
Sebagai penutup, Festival Ajisaka UGM 2025 menghadirkan hiburan dari Forum Musik Fisipol yang membawakan sejumlah lagu populer. Penampilan ini menjadi bentuk perayaan atas suksesnya seluruh rangkaian festival yang telah berjalan sejak Februari lalu. Festival Ajisaka UGM 2025 berhasil membuktikan bahwa kreativitas anak muda mampu menjadi medium yang kuat untuk menyuarakan isu lingkungan. Ajang ini sekaligus menjadi ruang kolaborasi nasional antar generasi muda dari berbagai kampus di Indonesia.
Penulis : Anathalia Meyskina Pangestu