• Tentang UGM
  • FISIPOL UGM
  • Pusat IT
  • Perpustakaan
  • Riset
  • Webmail
  • DigiLib Center
  • Bahasa Indonesia
    • Bahasa Indonesia
Universitas Gadjah Mada Departemen Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Universitas Gadjah Mada
  • Tentang DIKOM
    • Sekapur Sirih
    • Sejarah
    • Visi dan Misi
    • Struktur Departemen
    • Staf
      • Dosen
      • Administrasi
      • Laboran
    • Fasilitas
  • Program Studi
    • Program Sarjana
      • Reguler
      • Internasional
    • Program Pascasarjana
      • Magister Ilmu Komunikasi (S2)
      • Doktor Ilmu Komunikasi (S3)
  • Aktivitas
    • Pengabdian
    • Data Penelitian
    • Publikasi
    • Ikatan Alumni
  • Unit Pendukung
    • Jurnal Media dan Komunikasi
    • DECODE
    • Laboratorium DIKOM
    • Jaminan Mutu
  • Beranda
  • Pos oleh
  • hal. 3
Pos oleh :

putridevina02

Informasi Program Pendanaan Pertamuda Seed and Scale

Informasi Umum Senin, 23 Oktober 2023

Halo, Sobat Dikom!

Saat ini, PT Pertamina (Persero) sedang menyelenggarakan Pertamuda Seed and Scale untuk mencari calon Energy Founder dan Early Stage Startup.

Berikut tatacara pendaftarannya, yaitu:

  • Akses situs www.pertamuda.id
  • Submit pitch deck ide bisnis terbaikmu
  • Lengkapi persyaratan administrasi
  • Meminta surat rekomendasi dari kampus atau inkubator

Program ini dapat dilakukan secara tim maupun perseorangan. Untuk persyaratan secara lengkap, sobat dapat mengakses tautan yang sebelumnya dicantumkan.

Peserta yang lolos tahap kurasi berkesempatan mengikuti Demo Day dan Final Pitch di Bali dengan biaya yang ditanggung penuh okeh Pertamina. Selanjutnya, 3 peserta terbaik dalam Final Pitch akan mendapatkan dana pengembangan ide masing-masing senilai 35 juta Rupiah bagi Energy Founder dan 100 juta Rupiah bagi Early Stage, ditambah mentoring selama 3 bulan.

Pendaftaran akan ditutup tanggal 28 Oktober 2023. Apabila Sobat Dikom tertarik untuk ikut serta, sobat dapat mendaftarkan diri melalui tautan www.pertamuda.id.

Selamat berjuang dan salam semangat, Sobat Dikom!

Rilis Berita FGD Dikom UGM bersama KPI “Membangun Ekosistem Penyiaran Digital Pasca ASO”

Berita Sabtu, 21 Oktober 2023

Dokumentasi FGD Dikom UGM bersama KPI “Membangun Ekosistem Penyiaran Digital Pasca ASO”

Yogyakarta, 5 Oktober 2023 – Pada November lalu, pemerintah resmi melakukan proses Analog Switch Off (ASO), yaitu migrasi siaran dari sistem siaran analog menuju sistem siaran digital secara bertahap. Menyikapi hal tersebut, Departemen Ilmu Komunikasi (Dikom) UGM berkolaborasi dengan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) untuk menyelenggarakan Focus Group Discussion dengan tema “Membangun Ekosistem Penyiaran Digital Pasca ASO” pada Kamis (5/10) secara luring di Fisipol UGM. FGD ini merupakan langkah awal untuk membangun diskusi dan kajian ilmiah sebagai basis dari peta jalan atau roadmap mengenai penyiaran digital. “Kita akan membawa roadmap ini menjadi suatu kerja sama kita, dari aspek inisiasi hingga implementasi,” ujar Amin Shabana, Komisioner KPI Pusat. Untuk memperkaya diskusi, hadir berbagai pihak terkait seperti kalangan akademisi, pelaku industri penyiaran televisi, pemerintah dan instansi terkait, pemerhati media, hingga mahasiswa sebagai peserta FGD.

Digitalisasi penyiaran memiliki berbagai dampak, salah satunya adalah semakin meningkatnya kualitas gambar serta audio yang disiarkan. Namun, arti penting ASO lebih dari itu. “ASO bukan hanya persoalan pengalihan teknologi, tetapi juga mencakup hak-hak masyarakat. Hak dalam mendapat kesempatan berkarya dan peluang ekonomi serta kesempatan mendapat konten siaran yg lebih baik,” tukas Astri Kusuma Mayasari, Direktur Politik dan Komunikasi Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), ketika memberi sambutan.

Menyambung perkataan Astri, Gilang Desti Parahita, Dosen Dikom selaku moderator FGD, menambahkan bahwa persoalan ASO juga harus dilihat dari sisi konsumen. Persoalan tersebut meliputi ketersediaan konten, aksesibilitas bagi masyarakat Daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T), serta keterjangkauan dari segi pembiayaan. Selain itu, regulasi juga menjadi aspek persoalan ASO yang penting untuk dibahas dalam FGD. Namun, untuk mengawali sesi pertama dari FGD, Gilang meminta para peserta FGD untuk merefleksikan mengenai dampak yang diberi oleh ASO.

Mario Antonius Birowo, Dosen Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta, yang telah lama terlibat dalam kajian dan diskusi mengenai demokratisasi penyiaran melihat ASO sebagai lembaran baru. Menurutnya, demokratisasi penyiaran serta aspek lokalitas yang menjadi cita-cita dari Undang-undang Penyiaran hingga saat ini belum terwujudkan. Dirinya berharap bahwa aspek lokalitas serta keberagaman konten dan kepemilikan dapat muncul dalam sistem baru ini. 

Dari sisi pelaku industri penyiaran televisi, Satriya Dewi, Direktur Utama Jogja TV, berpendapat bahwa ASO sudah sangat terlambat dilakukan mengingat masyarakat Indonesia sudah terpenetrasi Internet sejak lama. Dirinya juga mengaku bahwa tidak banyak perubahan yang dibawa oleh ASO, hanya dalam aspek teknologi saja. “Kami menemukan bahwa pengeluaran kami tambah besar dari biaya sewa perangkat multiplexing (MUX) sebesar 30 juta per bulannya,” jelas Dewi. 

Indonesia Masih Butuh Data Mengenai Viewership 

Bagi I Gustri Ngurah Putra, Dosen Dikom UGM, aspek penting mengenai digitalisasi sistem penyiaran berkaitan erat dengan pasar. Penting untuk mengetahui kecenderungan serta pola masyarakat dalam mengkonsumsi siaran televisi. Namun, dirinya menyayangkan tidak adanya lembaga Indonesia yang memiliki data tersebut. Saat ini, industri penyiaran televisi di Indonesia masih merujuk pada lembaga Nielsen, sebuah perusahaan multinasional yang mengukur rating televisi.  “Bagaimana nantinya apabila kita sudah repot-repot membuat peta jalan, tetapi pasarnya tidak ada?” tanya Ngurah. Pertanyaan Ngurah semakin relevan ketika perwakilan Korps Mahasiswa Komunikasi (KOMAKO), Muhammad Nadif Fajar Ramadhan, mengatakan bahwa mayoritas anak muda, termasuk dirinya. sudah jarang sekali mengkonsumsi televisi. 

Satriya Dewi, menyetujui pendapat Ngurah terkait perlunya data mengenai viewership. “KPI perlu memiliki lembaga seperti Nielsen yang memiliki data mengenai penonton dan pola menonton. Apabila KPI mau melihat mengenai bagaimana potensi daerah itu keluar di media, maka harus melihat ke arah sana. Perlu juga meneliti soal kesesuaian program-program TV di daerah, ” tukas Dewi. 

Aspek Regulasi Penyiaran Perlu Jadi Perhatian

Kehadiran ASO yang menumbuhkan banyak lembaga penyiaran baru serta peningkatan kualitas gambar serta audio harus dibarengi dengan peningkatan kualitas konten agar berdampak positif. Untuk mewujudkan hal tersebut, terdapat berbagai hal yang harus diperhatikan dari sisi regulasi. Berbicara mengenai topik tersebut, Ana Nadhya Abrar, Guru Besar Dikom UGM, mengatakan bahwa regulasi yang mengatur mengenai penyiaran, yaitu Undang-undang Nomor 32 Tahun 2002, sudah sangat usang. 

Sejalan dengan pendapat Abrar, Dewi Nurhasanah, Ketua KPID DIY, menegaskan bahwa Revisi Undang-undang Penyiaran harus didorong agar segera disahkan. “Kita tidak bisa membendung perkembangan teknologi. Oleh karena itu, regulasinya harus menyesuaikan,” tukas Dewi. Meskipun wewenang KPI hanya sebatas mendorong, Dewi menyampaikan bahwa masih terdapat peluang melalui revisi Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS) untuk dapat mengakomodir persoalan-persoalan yang belum diatur, misalnya mengenai pengawasan yang kini harus lebih tersegmentasi akibat program televisi yang juga tersegmentasi. 

Mengenai Undang-undang Nomor 6 Tahun 2023 tentang Cipta Kerja yang menjadi landasan pelaksanaan ASO, Abrar memiliki berbagai tanggapan. “Nanti akan ada kemudahan dalam mengurus izin penyiaran. Saya tidak tahu persis seperti apa kemudahan yang akan diberikan, tetapi saya mengira tidak akan sulit untuk memperoleh izin,” tukas Abrar. Selain itu, pihak asing juga dapat masuk ke Indonesia untuk mengurus media penyiaran. Menurutnya, kedua hal tersebut akan secara terbuka mengarahkan industri penyiaran pada persaingan bebas. Dirinya mempertanyakan kesiapan pelaku industri penyiaran televisi dalam menghadapi hal tersebut.

Penulis: Septania Rizki Mahisi

Informasi Digital Practice Kiat Riset Cerdas: Gaet Responden dengan Mudah Menggunakan Self-service Survey CfDS UGM dan Populix

Informasi Umum Sabtu, 21 Oktober 2023

Halo, Sobat Dikom!

CfDS Fisipol UGM bersama Populix kembali menghadirkan kelas pelatihan daring Digital Practice bertajuk Kiat Riset Cerdas: Gaet Responden dengan Mudah Menggunakan Self-service Survey.

Dalam Digital Practice kali ini, CfDS akan mengulik pembahasan kiat-kiat menentukan kualitas responden dalam penelitian, kualitas pertanyaan dan respon dalam penelitian, serta pengenalan platform PopLite sebagai alat bantu penelitian bersama narasumber Raymond Tjipto selaku Head of Strategy and Business Operation Populix dan Arrayan Firdaus selaku Account Manager Populix.

Pelatihan ini akan dilaksanakan pada:

  • Hari/tanggal: Jumat, 27 Oktober 2023
  • Waktu: 18.30 WIB — selesai
  • Lokasi: Zoom

Apabila Sobat Dikom tertarik untuk bergabung, sobat dapat mendaftarkan diri secara gratis melalui tautan ugm.id/digitalpractice.

Sampai jumpa di kelas pelatihan nanti dan salam semangat, Sobat Dikom!

Informasi Program Beasiswa Bakti BCA

Informasi Umum Sabtu, 21 Oktober 2023

Halo, Sobat Dikom!

Teruntuk Sobat Dikom yang sedang mencari informasi beasiswa, kini Bakti BCA kembali dengan program Beasiswa Bakti BCA untuk mahasiswa #generasipastibisa. Program ini merupakan beasiswa berupa Dana Pendidikan dalam bentuk uang saku per bulan dan Bantuan UKT serta Future Competencies Program atau program pengembangan selama 1 tahun.

Terdapat berbagai kategori beasiswa dalam Beasiswa Bakti BCA, yaitu:

  • Bantuan Finansial — IPK minimal 3.0, surat rekomendasi terkendala finansial dari fakultas
  • Prestasi Akademis — IPK minimal 3.25, sertifikat prestasi akademis
  • Prestasi Non Akademis — Sertifikat prestasi non-akademis seperti olahraga, seni, budaya, dan lain-lain minimal tingkat Provinsi.

Berikut linimasa seleksi Beasiswa Bakti BCA

  1. Periode Pendaftaran: 10–23 Oktober 2023
  2. Seleksi Administrasi: 24–27 Oktober 2023
  3. Assesment & Interview: 30 Oktober—1 November 2023
  4. Pengumuman: 15 Desember 2023

Untuk informasi lebih lanjut, sobat dapat mengakses tautan BCA.id/BeasiswaBaktiBCA.

Selamat mendaftarkan diri dan semoga sukses, Sobat Dikom!

Informasi Kuliah Umum Peran Peran Industri Migas dalam Transisi Energi UGM dan ExxonMobil Indonesia

Informasi Umum Sabtu, 21 Oktober 2023

Halo, Sobat Dikom!

Apabila Sobat Dikom tertarik dengan topik industri migas, saat ini Universitas Gadjah Mada bekerja sama dengan ExxonMobil Indonesia tengah menyelenggarakan Kuliah Umum bertajuk Peran Peran Industri Migas dalam Transisi Energi.

Acara ini akan dibuka oleh Dr. Arie Sujito, S.Sos., M.Si. selaku Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Alumni UGM, kemudian diisi oleh narasumber-narasumber ternama yaitu Muhammad Nurdin selaku SVP Production ExxonMobil Indonesia, Prof. Ir. Sarjiya, S.T., M.T., Ph.D., IPU. selaku Kepala Pusat Studi Energi UGM dan Prof. Dr. Poppy Sulistyaning Winanti selaku Dosen FISIPOL UGM, serta perjalanan kuliah umum ini akan dimoderatori oleh I Made Andi Arsana, S.T., M.E., Ph.D. selaku Kaprodi Magister Teknik Geomatika UGM.

Acara ini akan dilaksanakan pada:

  • Hari/tanggal: Jumat, 20 Oktober 2023
  • Waktu: 08.00 – 11.30 WIB
  • Tempat: Auditorium Mandiri Lantai 4 FISIPOL UGM

Apabila Sobat Dikom tertarik, sobat dapat melakukan registrasi melalui tautan http://ugm.id/ExxonxUGM.

Sampai jumpa di sana dan salam semangat, Sobat Dikom!

Informasi Bincang Film Pekan Pemuda 2023 YouSure

Informasi Umum Sabtu, 21 Oktober 2023

Halo, Sobat Dikom!

Saat ini, YouSure tengah menyelenggarakan Bincang Film dalam rangkaian acara Pekan Pemuda 2023.

Sesuai dengan tema, Bincang Film kali ini akan menayangkan film dengan sudut pandang kesenian ala anak muda, yaitu:

  1. Sisa Hartaku – Dokumenter Wayang Kulit (The Shadows Play of Indonesia) oleh Shelterville Indonesia
  2. Coretan Seni di Balik Vandalisme – Street Art, Film Dokumenter oleh Painting Explorer

Acara ini akan dimeriahkan oleh narasumber Budi Irawanto, Ph.D. selaku Dosen Ilmu Komunikasi UGM dan dipandu moderator Mashita Fandia, M.A. selaku perwakilan YouSure Fisipol UGM.

Bincang Film akan diselenggarakan pada:

  • Hari/tanggal: Jumat, 20 Oktober 2023
  • Waktu: 13.00 WIB
  • Tempat: Gedung Fisipol BA 201

Apabila Sobat Dikom tertarik untuk bergabung, sobat dapat mendaftarkan diri melalui tautan bit.ly/screeningyousure.

Sampai jumpa di sana dan salam semangat, Sobat Dikom!

Rilis Berita Sidang Terbuka Promosi Doktor Senja Yustitia

Berita Kamis, 12 Oktober 2023

Dokumentasi Sidang Terbuka Promosi Doktor Senja Yustitia

Yogyakarta, 26 September 2023 – Program Studi Doktor Ilmu Komunikasi Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan Sidang Terbuka Promosi Doktor Senja Yustitia pada Selasa (26/9) di Ruang Seminar Timur FISIPOL UGM. Sebelumnya, Senja sudah menamatkan jenjang sarjana pada Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Negeri Veteran Yogyakarta dan jenjang magister pada Program Studi Ilmu Politik Universitas Diponegoro. Hadir dalam sidang tersebut sebagai ketua sidang yaitu Wawan Mas’udi, Dekan FISIPOL UGM, bersama jajaran Guru Besar serta Dosen Departemen Ilmu Komunikasi UGM; Nunung Prajarto selaku Promotor; Budi Irawanto selaku Ko-Promotor; Rahayu, Nyarwi Ahmad, dan Hermin Indah Wahyuni selaku Penilai; serta Wisnu Martha dan Rajiem selaku penguji sidang.

Dalam sidang terbuka, Senja mempertahankan disertasinya yang berjudul “Sistem Komunikasi Hak Asasi Manusia di Indonesia: Studi Pembingkaian Isu HAM Sipil Politik pada Kompas dan Koran Tempo dalam Perspektif Sistem Komunikasi Tahun 1998 – 2019”. Melalui pengamatannya, Senja menemukan bahwa terdapat ruang kosong yang tidak pernah diisi oleh media mengenai isu HAM. Terlebih, dalam iklim media yang mementingkan aspek-aspek sensasional, kontroversial, dan viralitas, ada kecenderungan untuk mereduksi isu HAM menjadi setting atau latar peristiwa semata dalam media. Padahal, realitas yang ditampilkan oleh media merupakan salah satu cara yang digunakan oleh publik untuk memahami apa yang sedang terjadi.

Senja berpendapat bahwa kultur Indonesia yang tidak memberikan ruang diskusi bebas untuk berbicara mengenai isu HAM merupakan kondisi yang cukup berbahaya. Kultur tersebut turut memengaruhi wacana media mengenai isu HAM “Wacana yang muncul mengetengahkan bahwa HAM itu harus diimbangi dengan tanggung jawab, toleransi, dan harmonisasi. Padahal, wacana tersebut membuat orang yang kritis, secara tidak langsung, menjadi terpolarisasi,” ungkap Senja. Menyikapi hal tersebut, Senja berpendapat bahwa media seharusnya dapat memberi wacana yang lebih berimbang. 

Wacana media yang berimbang akan menghidupkan suatu isu sehingga menjadi hal penting dalam kehidupan publik. Ketika hal tersebut terjadi, publik akan merasakan adanya kebutuhan akan informasi mengenai isu tersebut. Kemudian, hal tersebut secara tidak langsung akan menjadi tuntutan bagi media untuk memenuhi kebutuhan informasi. “Itulah sebetulnya fungsi dari media. Ruang kritis itu yang seharusnya dihidupkan kembali. Bukan hanya wacana harmonis tanpa ada diskusi lanjutan,” kata Senja. 

Disertasi Senja menjelaskan bahwa iklim Indonesia mengenai perkembangan isu HAM sedang tidak baik-baik saja. “Ya, Indonesia tengah mengalami entropi terhadap komunikasi tentang HAM,” tegas Senja ketika ditanya oleh Hermin mengenai kondisi komunikasi HAM di Indonesia. Dalam salah satu temuannya, Senja menjelaskan bahwa terdapat keusangan mengenai isu HAM di Indonesia. Sebagai contoh, HAM kerap dibingkai oleh media sebagai salah satu agenda reformasi. Bingkai tersebut tentunya tidak lagi relevan dengan masyarakat Indonesia yang kini didominasi oleh kaum muda dan tidak mengalami era Reformasi. Kondisi tersebut jelas menunjukkan bahwa Indonesia sedang mengalami stagnasi terkait perkembangan isu HAM di media. 

Apabila situasi tidak berubah, Indonesia akan terus mengalami stagnasi hingga seterusnya. Ketika stagnasi tersebut terjadi, artinya tidak ada keragaman bingkai dan kompleksitas makna dalam menyampaikan isu HAM. Hal tersebut akan membuat publik merasa bahwa tidak ada suatu kebaruan mengenai isu HAM. Maka, publik tidak akan merasa membutuhkan informasi baru sehingga tidak muncul kegelisahan. Padahal, media seharusnya memiliki kemampuan untuk menciptakan iritabilitas dan kegelisahan dalam publik. 

Lebih lanjut, Senja juga berbicara soal dua media yang menjadi subjek disertasinya, yaitu Koran Tempo dan Kompas. Kecenderungan media dalam memberitakan isu HAM tidak lepas dari nilai-nilai yang sudah terinternalisasi sejak media tersebut lahir. Dengan menggunakan teori sistem, Senja dapat menarik kesimpulan mengenai dua nilai yang secara umum terinternalisasi dalam media, terutama Kompas, yaitu nilai keIndonesiaan dan kemanusiaan. Nilai keindonesiaan yang menekankan pada aspek kesatuan dan keharmonisan justru melimitasi ruang gerak Kompas untuk menyampaikan isu HAM secara lebih “nakal” dan radikal. 

Media masih memiliki PR besar dalam menyampaikan isu-isu HAM. Senja mengakui bahwa tidak mudah mengkonstruksikan isu HAM dalam media. Terlebih, situasi dan kultur sosial politik di Indonesia tidak mendukung munculnya wacana-wacana HAM yang lebih bervariasi. Oleh karenanya, diperlukan adanya diskursus lebih lanjut mengenai tantangan-tantangan yang dihadapi media. Disertasi ini diharapkan dapat menjadi benchmark dan memberi perspektif baru mengenai sistem media. 

Penulis: Septania Rizki Mahisi

Rilis Berita Seminar Dies Natalis ke-68 FISIPOL UGM “Hadapi Pemilu 2024, Guru Besar DIKOM UGM Tekankan Pentingnya Rasionalitas Pemilih”

Berita Rabu, 11 Oktober 2023

Dokumentasi Seminar Dies Natalis ke-68 FISIPOL UGM

Yogyakarta, 19 September 2023 – Tahun ini, Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Gadjah Mada berkesempatan menjadi tuan rumah dalam rangkaian acara Dies Natalis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang ke-68. Untuk membuka rangkaian acara tersebut, diselenggarakan Pidato dan Seminar Pembukaan bertajuk “Pemilih Cerdas untuk Pemimpin Indonesia Masa Depan”. Acara tersebut diselenggarakan secara luring pada Selasa (19/9) di Auditorium Mandiri Fisipol UGM. Hadir sebagai pembicara dalam sesi talkshow yaitu Rizal Mallarangeng, Founder Freedom Institute; Ismail Fahmi, Founder Drone Emprit & Media Kernels Indonesia; serta Hermin Indah Wahyuni, Guru Besar Departemen Ilmu Komunikasi (DIKOM) Universitas Gadjah Mada dan dimoderatori oleh Nyarwi Ahmad, Dosen DIKOM UGM.

Sebagai negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi, masyarakat sebagai pemilih memiliki peran yang penting karena merekalah yang menjadi penentu dalam pemilu. Para pembicara setuju bahwa kecerdasan pemilih merupakan hal yang mutlak. Terlebih, sebentar lagi kita akan disambut dengan Pemilihan Umum (Pemilu) pada 2024 nanti.

Menurut Hermin, terdapat beberapa hal penting yang dibutuhkan untuk menjadi seorang pemilih cerdas. Pertama, informasi. Informasi merupakan hal yang sentral dalam pemilu karena ekosistemnya dapat menentukan kualitas pemilu. “Saat ini, yang terjadi dalam ekosistem informasi kita adalah misinformation dan missed information,” jelas Hermin. Misinformation merujuk pada konotasi intensional, sedangkan missed information merupakan informasi yang tidak sengaja terlewat. Lebih lanjut, Hermin juga menjelaskan bahwa di tengah-tengah keriuhan informasi yang ada saat ini, terjadi pula too many resonance sekaligus too little resonance. “Ada hal-hal penting yang seharusnya beresonansi, tetapi tidak kita respons,” tambah Hermin. 

Kedua, rasionalitas. Setelah hiruk-pikuk dalam ekosistem informasi, kita membutuhkan adanya rasionalitas. Bagi Hermin, pemilih cerdas adalah pemilih yang memahami makna dari memilih. Namun, tidak cukup sampai disitu saja, kita juga harus mengaktivasi keagensian yang kita miliki. “Setiap dari kita adalah agen, tetapi tidak setiap dari kita memutuskan untuk datang dan memilih yang kira-kira paling tepat,” ungkap Hermin. Lebih lanjut, kita juga harus memiliki rasionalitas akan alasan memilih calon tertentu. Hal tersebut berarti para pemilih membutuhkan kecerdasan dalam mengkontekskan hal esensial yang dibutuhkan negara ini. 

Lantas, bagaimana kita dapat menjaga rasionalitas publik? Hermin merujuk pada filsuf asal Jerman, Jurgen Habermas, bahwa salah satu cara untuk menjaga rasionalitas adalah dengan menata ulang kembali struktur komunikasi publik yang ada. “Saat ini terjadi reduksi refeodalisasi public sphere, apa betul media sosial merupakan ciri public sphere yang sehat?” kata Hermin. Menurut Habermas, yang merusak struktur komunikasi publik adalah kapitalisme yang digerakkan oleh pasar dan opini publik yang dimanipulasi dan rekayasa sosial yang makin masif melalui media baru. Hal tersebut ditunjukkan oleh adanya fenomena-fenomena buzzer serta influencer yang muncul dengan semakin berkembangnya media baru. “Mari kita jaga komunikasi publik, karena dengan (komunikasi publik) yang robust dan kuat, kita bisa berdiskusi dengan lincah mengenai apa yang kita butuhkan tanpa intervensi-intervensi,” tegas Hermin. 

Selain informasi dan rasionalitas, dua hal yang juga penting untuk dipertimbangkan yaitu teknologi digital dan literasi digital. 

Penulis: Septania Rizki Mahisi

Rilis Berita Kuliah Tamu “Dr. Camilo Caicedo Berikan Kuliah Tamu Mengenai Bercerita di Era Konvergensi Media di Departemen Ilmu Komunikasi UGM”

Berita Rabu, 11 Oktober 2023

Dokumentasi Kuliah Umum “Storytelling in The Age of Media Convergence”

Yogyakarta, 13 September 2023 – Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada mendatangkan Dr. Camilo Sol Inti Soler Caicedo sebagai dosen tamu dalam kelas bertajuk “Storytelling in the Age of Media Convergence”. Camilo sendiri merupakan dosen yang fokus pada budaya, media, dan industri kreatif di King’s College London sekaligus seorang antropolog dan penari. Kelas tersebut diselenggarakan pada Rabu (13/9) secara luring di FISIPOL UGM dan dipandu oleh Gilang Desti Parahita, Dosen DIKOM UGM.

Saat membuka kelas, Camilo memperlihatkan sebuah video berisi kumpulan bentuk, seperti lingkaran dan segitiga serta beberapa garis, yang saling bergerak tanpa pola yang beraturan. Dari video sederhana tersebut, muncul berbagai interpretasi di benak para peserta kelas. “Luar biasa bagaimana kita bisa menebak apa yang terjadi hanya dengan melihat beberapa garis bergerak. Kita melihat perilaku, yaitu berupa garis yang bergerak, dan kita mengasumsikan bahwa mereka memiliki maksud tertentu,” jelas Camilo. Melalui video tersebut dan asumsi yang tercipta, kita dapat melihat bagaimana hal-hal kecil yang bisa jadi tidak memiliki arti tertentu dapat membentuk sebuah cerita. Menurut Camilo, memang sudah menjadi kecenderungan manusia untuk mengasumsikan bahwa terdapat karakter dengan tujuan atau maksud tertentu yang pada akhirnya mengkreasikan sebuah cerita. 

Camilo menyampaikan bahwa terdapat tiga elemen dalam bercerita. Pertama, cerita dan bagaimana cerita itu disampaikan. Antropolog telah lama mencari jawaban atas ada atau tidaknya cara-cara universal dalam bercerita. Untuk menjelaskan hal tersebut, Camilo juga memperkenalkan pentingnya mitos dalam sebuah cerita. “Mitos memiliki kecenderungan untuk mempertunjukkan kejadian-kejadian luar biasa. Kejadian luar biasa tersebut biasanya merupakan call-to-action yang bagus karena berhubungan dengan pengalaman-pengalaman personal,” jelas Camilo. Hal tersebutlah yang menyebabkan audiens, penonton, maupun pembaca dapat merasa terhubung dengan cerita-cerita di media. 

Kedua, karakter serta bagaimana mengkreasikan sebuah karakter. Terdapat dua pendekatan dalam menyusun karakter, yaitu dengan mendesain archetypes dan dengan mendesain persona. “Carl Jung memiliki gagasan bahwa terdapat cara-cara subconscious dalam melihat karakter,” jelas Camilo. Gagasan Jung kemudian menjadi basis dari pendekatan pertama yang bersifat teoritis. Sedangkan, mengkreasikan karakter dengan mendesain persona bersifat lebih empiris karena dibuat berdasarkan riset atau survei. 

Terakhir, maksud atau tujuan serta bagaimana mereka bekerja. “Intention bekerja seperti sihir,” ungkap Camilo. Camilo menjelaskan bahwa kejadian-kejadian yang sulit dipercaya dalam kehidupan kita dapat dijelaskan melalui asumsi akan adanya agensi yang bersifat intensional. Misalnya, ketika kita sedang mengobservasi sebuah karya seni, kita cenderung memikirkan mengenai makna dibaliknya. “Hal tersebut berarti kita mengasumsikan bahwa seseorang mencoba membuatnya memiliki maksud tertentu,” jelas Camilo. Hal yang sama juga berlaku dengan bercerita. Karya yang baik memiliki kemampuan untuk memicu asumsi kita akan adanya intensi, maksud, atau tujuan tertentu. 

Penulis: Septania Rizki Mahisi

Informasi Open Recruitment Fisipol Crisis Center

Informasi Umum Senin, 9 Oktober 2023

Halo, Sobat Dikom!

Apakah kamu tertarik dengan isu-isu dan kasus kekerasan seksual? Berkomitmen untuk berkontribusi dalam membentuk #RuangAmanFISIPOL? 

Saat ini, FISIPOL Crisis Center tengah membuka lowongan untuk staf paruh waktu di Divisi Edukasi dan Sosialisasi. Berikut deskripsi kerja divisi tersebut, yaitu:

  • Merancang dan menyelenggarakan program edukasi mengenai penghapusan kekerasan seksual pada civitas akademika di lingkungan FISIPOL UGM;
  • Merancang dan menyelenggarakan kegiatan sosialisasi mekanisme pencegahan, pelaporan, dan penanganan kekerasan seksual;
  • Membangun jejaring dan kerjasama dengan unit dan lembaga di dalam maupun luar FISIPOL UGM dalam mengadakan berbagai kegiatan edukasi dan sosialisasi tentang penghapusan kekerasan seksual di lingkungan kampus;
  • Merancang konten dan mengelola media sosial untuk edukasi dan sosialisasi.

Berikut kualifikasi untuk lowongan tersebut:

  • Tidak pernah melakukan tindak kekerasan seksual serta memiliki ketertarikan dan perhatian terhadap isu kekerasan seksual;
  • Berkomitmen untuk senantiasa memiliki perspektif adil gender;
  • Mahasiswa aktif S1 FISIPOL UGM minimal semester 6;
  • Sudah melaksanakan KKN-PPM;
  • Berdomisili di Yogyakarta;
  • Bersedia berkomitmen hingga akhir Juni 2024;
  • Kreatif, memiliki keterampilan desain & pengelolaan media sosial;
  • Cakap dalam berbahasa Inggris;
  • Mampu bekerja dalam tim;
  • Berintegritas tinggi.

Seluruh rangkaian seleksi dilakukan secara laring, dengan linimasa:

  1. 11 Oktober 2023 – Tenggat pendaftaran
  2. 12 Oktober 2023 – Pengumuman seleksi administrasi
  3. 13 Oktober 2023 – Psikotes
  4. 19 Oktober 2023 – Pengumuman hasil psikotes
  5. 23 Oktober 2023 – Wawancara
  6. 25 Oktober 2023 – Pengumuman Akhir

Pendaftaran dapat dilakukan melalui formulir registrasi dengan tautan ugm.id/RekrutmenFCC2023, dengan menyertakan lampiran:

  1. Surat Lamaran;
  2. CV (dengan foto berwarna);
  3. Scan Transkrip Nilai terbaru;
  4. Portfolio desain dan/atau pengelolaan media sosial (jika ada);

Mari bergabung bersama kami dalam upaya menghapuskan kasus kekerasan seksual dan menciptakan lingkungan kampus yang aman dan bebas untuk semua. 

Selamat mendaftarkan diri dan semoga sukses, Sobat Dikom!

12345…7

PROGRAM STUDI

   SARJANA REGULER

   SARJANA IUP

   MAGISTER

   DOKTORAL

Mei 2025
S S R K J S M
 1234
567891011
12131415161718
19202122232425
262728293031  
« Apr    
Universitas Gadjah Mada

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS GADJAH MADA
Jl. Sosio Yustisia No.1, Bulaksumur, Yogyakarta 55281, Indonesia
E: fisipol@ugm.ac.id
P: +62(274) 563362
F: +62(274) 551753

TENTANG DIKOM

Sekapur Sirih Visi dan Misi Sejarah Struktur Departemen Staff

PROGRAM STUDI

Reguler IUP Magister Doktoral

AKTIVITAS

Karya Mahasiswa Korps Mahasiswa BSO Ajisaka

UNIT PENDUKUNG

Laboratorium Pusat Kajian Decode JMKI Jaminan Mutu

© 2020 | DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI - UGM

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY