Akhir-akhir ini, banyak dijumpai konten yang berlalu-lalang di sosial media. Hal itu sudah diketahui semua orang mengingat kita berada di zaman yang sangat melek akan adanya teknologi. Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari dalam kehidupan sekarang ini, ia berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Menurut Dwiningrum (20212:171) sekarang ini, kemajuan teknologi benar-benar telah diakui dan dirasakan memberi banyak kemudahan dan kenyamanan bagi kehidupan manusia. Perkembangan teknologi sangat berpengaruh di kehidupan manusia sehingga mendukung perkembangan teknologi internet. Dengan adanya internet, berbagai aktivitas dapat dilakukan dengan lebih mudah dan cepat. Manusia sekarang ini telah memasuki era yang disebut the third wave (gelombang ketiga). Era ini biasa disebut era industrialisasi atau era informasi.
Jumlah populasi masyarakat Indonesia sebanyak 256,4 juta orang, 49 persen diantaranya merupakan pengguna aktif media sosial (Anggraeni, 2018). Besarnya angka tersebut membuktikan bahwa masyarakat Indonesia sudah sangat akrab dengan teknologi yang kini telah banyak digunakan. Untuk itu, banyak peluang yang bisa digunakan untuk mengembangkan suatu usaha yang harus dicapai orang tersebut. Oleh karena itu, banyak dampak positif maupun negatif yang diperoleh dari adanya internet. Hal ini tentu dimanfaatkan oleh sebagian manusia dalam menghadapi globalisasi yang telah menyeluruh ke seluruh kehidupan masyarakat di seluruh dunia, salah satu contohnya dalam dunia bisnis. Penggunaan internet dalam dunia bisnis dapat berfungsi sebagai alat untuk bertukar informasi secara elektronik untuk strategi bisnis, seperti pemasaran, penjualan, dan pelayanan pelanggan.
Teknologi yang telah berpengaruh pada dunia bisnis ini tentunya juga berpengaruh pada periklanan. Seperti yang biasa kita lihat ketika sedang berselancar di dunia maya, kita seringkali menemukan iklan yang kadang bermanfaat, tetapi kadang terkesan mengganggu. Menurut Peter dan Olson (2000) periklanan telah digambarkan sebagai manajemen gambar, maksudnya adalah membuat dan memelihara gambar dan arti di pikiran konsumen. Definisi periklanan menurut Suhandang (2005) adalah suatu proses berkomunikasi secara massa yang melibatkan sponsor tertentu, yaitu pemasang iklan yang membayar jasa media massa atas penyiaran iklannya. Saat ini, periklanan adalah salah satu strategi yang banyak digunakan dalam mempromosikan suatu produk yang telah diciptakan oleh produsen baik dalam bentuk barang maupun jasa. Bentuk promosi yang dilakukan pada masa sekarang ini jika dilihat sudah jauh berbeda dengan gaya iklan yang dilakukan zaman dahulu. Jika dahulu pembuatan iklan dilakukan dengan menggunakan media seperti koran atau radio, sekarang ini pembuatan iklan dapat dilakukan melalui mobile advertisement. Menurut Tsang dan Liang dalam lin et al. (2014:1410) mobile advertisement adalah pemasaran nirkabel, di mana pengiriman pesan iklan dilakukan melalui jaringan nirkabel ke perangkat mobile seperti ponsel. Leppaniemi dan Karjaluoto dalam Muzaffar et al. (2011: 230) periklanan seluler mencakup kegiatan yang memberikan iklan melalui ponsel untuk menciptakan kesadaran suatu merek dan mempromosikannya kepada pelanggan. Dengan kata lain, saat ini perkembangan iklan dengan internet sudah marak digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia.
Iklan yang dibuat dengan media internet terbagi dalam beberapa bentuk, antara lain video, sponsorship, iklan swalayan, serta iklan kontekstual. Menurut Kotler dan Amstrong (1997:80) salah satu kelebihan mengiklankan produk dengan online yaitu karena saat ini internet merupakan media yang tumbuh dan berkembang pesat, sehingga dapat menjangkau target pemirsa yang sempit, sebagian besar memerlukan jangka waktu yang pendek dalam pembuatan, serta biaya yang dikeluarkan relatif murah. Sedangkan kekurangannya yaitu pada sebagian calon konsumen yang tidak dapat mengakses internet, sulit mengukur efektivitas dan pengembalian investasi, serta eksposur iklan yang bergantung pada “klik melalui” judul pada iklan. Menurut Kotler (2005) pemilihan media periklanan adalah mencari media yang dirasa paling efektif dari segi biaya untuk menyampaikan jumlah dan jenis paparan yang diinginkan kepada sasaran pemirsa. Selain itu, pengemasan iklan melalui internet juga sangat bermacam-macam, dari yang hanya satu kali klik untuk menuju situs yang dituju hingga perlu diperankan oleh tokoh agar terlihat lebih menarik.
Berdasarkan laporan digital pada Januari 2020 yang dilansir We are Social dan Hootsuite tentang sosial media terpopuler digunakan di Indonesia, Youtube memegang peringkat tertinggi. Kemudian disusul oleh WhatsApp, Facebook, Instagram, dan Twitter. Beberapa platform yang disebutkan di atas merupakan sosial media yang paling sering digunakan masyarakat Indonesia dari berbagai kalangan. Jika menilik isi dari masing-masing platform tersebut, banyak konten bermanfaat yang dapat diambil. Konten tersebut dapat berupa musik, gambar, video, hingga berita. Namun, sengaja atau tidak sengaja kita pasti menemukan iklan yang terselip saat kita mengakses platform tersebut. Salah satu contohnya Instagram, dalam pembuatan konten di Instagram, sering ditemui iklan bersponsor baik di linimasa maupun di insta stories yang merupakan fitur dari platform itu sendiri. Hal ini merujuk pada bahasan mobile advertisement yang sudah dipaparkan di atas.
Periklanan yang digunakan di platform Instagram dan media sosial lain termasuk periklanan seluler karena menggunakan jaringan internet untuk menjalankannya. Hal ini merupakan hasil kemajuan teknologi yang kini telah banyak digunakan oleh masyarakat bahkan tidak hanya di Indonesia. Keberadaan internet yang menunjang mobile advertisement ini dirasa telah merajai dunia digital terutama di masa pandemi yang hampir semua kegiatan dilakukan secara daring. Oleh karena itu, kita perlu mengambil langkah dengan bijak agar tidak terperangkap pada hal-hal negatif yang diakibatkan oleh internet.
Referensi
Imasari, Kartika. 2010. “Sikap, Periklanan, dan Attitude Toward Advertising”. Jurnal Manajemen. Vol. 9, No. 2. Hal. 116. Diakses tanggal 18 Oktober 2020, dari media.neliti.com
Imasari, Kartika dan Cen Lu. 2010. “Pengaruh Media Periklanan Terhadap Pengambilan Keputusan Siswa SMU Untuk Mendaftar di Universitas Kristen Maranantha: Sikap Konsumen Sebagai Variabel Moderasi (Studi Kasus Siswa SMU di Bandung)”. Jurnal Bisnis dan Ekonomi (JBE). Vol. 17, No.2. Halaman 109-111. Diakses tanggal 18 Oktober 2020, dari media.neliti.com
Lasfita, L., Sunarti, dan Andriani Kusumawati. 2015. “Pengaruh Periklanan Mobile Dalam Bentuk SMS dan Citra Produk Terhadap Sikap Konsumen”. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB). Vol. 25. Halaman 2. Diakses tanggal 18 Oktober 2020, dari media.neliti.com
Muzaffar, F., dan Kamran, S. 2011. Sms Advertising: Youth Attitudes Toward Perceived Informativeness, Irritation, and Credibility. Interdisciplinary Journal Of Contemporary Research In Business. 3(1). 230-245. Diakses pada 18 Oktober 2020.
Ngafifi, Muhamad. 2014. “Kemajuan Teknologi dan Pola Hidup Manusia dalam Perspektif Sosial Budaya”. Jurnal Pembangynan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi. Vol. 2, No.1. Halaman 34. Diakses tanggal 18 Oktober 2020, dari https://journal.uny.ac.id/
Nuraeni, Reni dan D. S. Puspitarini. 2019. “Pemanfaatan Media Sosial Sebagai Media Promosi”. Jurnal Common. Volume 3, Nomor 1. Halaman 72. Diakses tanggal 18 Oktober 2020, dari search.unikom.ac.id
Prasetyo, D. D., Sunarti, dan Edy Yulianto. 2016. “Pengaruh Iklan Secara Online Terhadap Kepuasan Pembelian (Survey Pada Mahasiswa Pengguna Produk Telkomsel Internet 4G LTE)” Jurnal Administrasi Bisnis (JAB). Vol. 41, No. 1. Hal. 172. Diakses tanggal 19 Oktober 2020, dari https://docplayer.info/43113978
Ramadhan, Bagus. 2020. Data Internet dan Perilakunya Tahun 2020. Diakses tanggal 18 Oktober 2020, dari URL https://teknoia.com/data-internet-di-indonesia-dan-perilakunya-880c7bc7cd19
Penulis: Kevida Aida | Mahasiswa S1 Reguler-Angkatan 2020