Program Studi



Doktor


Kurikulum Program Strata-3 Ilmu Komunikasi dirancang, disusun, dan diarahkan guna menyiapkan mahasiswa menjadi:

  • peneliti mandiri yang mampu merancang dan mengembangkan konsep-konsep keilmuan komunikasi
  • spesialis ahli dalam praktek profesional di bidang ilmu komunikasi yang sesuai topik kajiannya, termasuk dalam pembuatan kebijakan komunikasi.

Untuk mendukung pencapaian arah, penyelenggaraan pendidikan berbasis riset diterapkan pada Program Strata-3 Ilmu Komunikasi yang mencakup tahap:

NoTahapPenjelasan
a)Perkuliahan
  • Menyiapkan mahasiswa sebagai peneliti mandiri dan spesialis ahli dalam praktek profesional bidang komunikasi
  • Mahasiswa dimungkinkan untuk tidak mengikuti tahap perkuliahan, jika dinilai telah memiliki kompetensi maksimal sebagai peneliti mandiri
  • Kurikulum perkuliahan disusun untuk memaksimalkan kompetensi teoritik dan metodologi
b)Ujian komprehensif
  • Mengevaluasi kesiapan sebagai peneliti mandiri dan spesialis ahli dalam praktek profesional bidang komunikasi
  • Mahasiswa ditetapkan telah memiliki kompetensi maksimal sebagai peneliti mandiri melalui tahap ini
c)Penulisan proposal disertasiMenyiapkan rancangan penelitian mandiri
d)Ujian proposal disertasi
  • Mengevaluasi kesiapan rancangan penelitian
  • Menetapkan kelayakan sebagai kandidat doktor ilmu komunikasi
e)RisetMengumpulkan data sebagai bahan penulisan disertasi
f)Penulisan disertasiMemaparkan secara tertulis hasil penelitian yang dillakukan dengan berdasar pada kaidah akademik yang ditetapkan
g)Ujian disertasi
  • Mengevaluasi kemampuan sebagai peneliti mandiri dari disertasi yang telah disusun
  • Menetapkan kelayakan sebagai doktor ilmu komunikasi
  • Ujian disertasi dilakukan secara tertutup yang dilanjutkan dengan ujian terbuka atau publikasi setidaknya pada jurnal nasional terakreditasi

1. Pencapaian gelar dan beban studi yang harus ditempuh

Pelaksanaan Program Strata-3 Ilmu Komunikasi dirancang dalam bentuk perkuliahan di kelas dan penulisan disertasi. Kegiatan perkuliahan di kelas diselenggarakan dalam dua semester dengan beban studi tiap semester sebanyak 12 dan 8 SKS. Setelah mahasiswa menyelesaikan seluruh mata kuliah dalam dua semester, mahasiswa dapat mulai menyusun disertasi pada semester ketiga. Waktu Riset dan Penulisan disertasi akan ditempuh selama tiga semester yaitu semester III – V. Di semester VI, mahasiswa akan melakukan Ujian Disertasi . Total beban studi yang harus ditempuh mahasiswa sebelum akhirnya meraih gelar Doktor sebanyak 50 SKS.

SemesterAktivitasSKS

Doktor

IPerkuliahan12
IIPerkuliahan8
IISeminar Proposal2
III, IV dan VPenulisan disertasi22
VIUjian Disertasi8
Total50

2. Peta Kompetensi berdasar Mata Kuliah

Peta kompetensi berdasar pada mata kuliah yang ditawarkan pada Program Strata-3 Ilmu Komunikasi dapat dilihat seperti di bawah ini.

SemesterMata KuliahSKSPemahamanIntelektualManajerialKetrampilan
IFilsafat dan Metode Keilmuan Komunikasi3
IMetode Penelitian Komunikasi3
IMetateori3
IRegulasi dan Kebijakan Komunikasi3
IITopik Khusus I3
IITopik Khusus II3
IIPenulisan Seminar Proposal Disertasi2
III - VPenulisan Disertasi22
VIUjian Disertasi8

3. Kurikulum pada Program Strata-3 Ilmu Komunikasi mencakup:

Kurikulum Program Strata-3 Ilmu Komunikasi mencakup mata kuliah yang bersifat wajib, mata kuliah pilihan, serta penulisan disertasi. Mata kuliah wajib ditempuh pada semester pertama dan kedua, sedangkan mata kuliah pilihan hanya dapat ditempuh pada semester kedua. Adapun penulisan disertasi dimulai pada semester ketiga meskipun secara informal sudah dapat mulai didiskusikan oleh mahasiswa sejak semester pertama.

aMata kuliah wajib Program Strata-3 Ilmu Komunikasi
bMata kuliah pilihan topik khusus Program Strata-3 Ilmu Komunikasi
cPenulisan dan Seminar Disertasi
dRiset dan Penulisan Disertasi
eUjian Disertasi

4. Kandungan Kurikulum dan Satuan Kredit Semester per Semester

Sebagaimana telah dipaparkan sebelumnya, akumulasi beban studi mahasiswa Program Strata-3 Ilmu Komunikasi dalam menempuh perkuliahan hingga akhirnya meraih gelar doktor adalah sebanyak 48 SKS. Penyelenggaraan perkuliahan dengan total beban 48 SKS tersebut secara detail dapat disimak dalam tabel berikut.

SemesterJenis Mata kuliahJumlah Mata kuliahSKS
IMata kuliah Wajib412
IIMata kuliah Pilihan26
IIPenulisan dan Seminar Proposal Disertasi12
III, IV, dan VRiset dan Penulisan Disertasi322
VIUjian Disertasi18
Total1150

5. Sebaran Mata Kuliah

Tata laksana penyelenggaraan kurikulum perkuliahan Program Strata-3 Ilmu Komunikasi secara rinci dapat dipetakan dalam sejumlah mata kuliah wajib dan pilihan yang tersebar di semester pertama dan kedua. Pada semester pertama, mahasiswa harus menyelesaikan tiga mata kuliah wajib, pada semester kedua mahasiswa harus menyelesaikan satu mata kuliah wajib dan dua mata kuliah pilihan, serta memulai penulisan disertasi pada semester ketiga.

NoNama Mata kuliahSemesterSKS
1Filsafat dan Metode Keilmuan KomunikasiI3
2Metode Penelitian KomunikasiI3
3MetateoriI3
4Regulasi dan Kebijakan KomunikasiI3
5Pilihan Topik Khusus III3
6Pilihan Topik Khusus IIII3
7Penulisan dan Seminar DisertasiII2
8Riset dan Penulisan Disertasi IIII8
9Riset dan Penulisan Disertasi IIIV7
10Riset dan Penulisan Disertasi IIIV7
11Ujian DisertasiVI8
TotalI, II, III, IV, V, dan VI50

Struktur kurikulum perkuliahan mencakup lima kompetensi dalam 1) filsafat dan metode keilmuan komunikasi, 2) metode penelitian komunikasi, 3) metateori, 4) regulasi dan kebijakan komunikasi, serta 5) isu penelitian dengan memilih dua dari enam topik khusus.

1. Kompetensi Filsafat dan Metode Keilmuan Komunikasi

Pendalaman ulang terhadap berbagai filosofi --seperti filsafat barat, filsafat timur, dan filsafat agama-- yang melatarbelakangi munculnya perhatian terhadap komunikasi serta perkembangan dalam riset komunikasi sangat berguna untuk menegaskan peta pemahaman mahasiswa tentang perkembangan yang melatarbelakangi kajian komunikasi sehingga komunikasi mendapatkan pengesahan keilmuannya. Terjadinya migrasi keilmuan dari Eropa ke Amerika Serikat semakin menegaskan perlunya mengulik sejarah perkembangan ilmu komunikasi serta pengaruh berbagai disiplin ilmu lain terhadap ilmu komunikasi. Upaya pendalaman ini tentunya akan berjalan paralel dengan tahap-tahap pembelajaran mahasiswa saat lebih jauh mengeksplorasi perkembangan teori, metode penelitian, serta tradisi riset komunikasi.

Pembuatan literature review dan/atau critical review tentang filosofi, tradisi riset, dan sejarah ilmu komunikasi dapat mendukung kompetensi mahasiswa dalam melakukan analisis, mengembangkan intelektualitas, serta mengasah kepekaan mereka terhadap sejumlah pemikiran dan proses yang melandasi keilmuan komunikasi. Dalam hal ini, kemampuan membuat literature review dan/atau critical review akan membantu atau memudahkan mahasiswa dalam menentukan identitas keilmuannya sebagai kandidat doktor ilmu komunikasi. Indikator dari tercapainya kompetensi filsafat dan metode keilmuan komunikasi ini adalah kemampuan penarasian dialog teoritik terhadap suatu isu atau pemikiran yang nantinya juga bermanfaat dalam pembuatan rancangan penelitian mandiri.

2. Kompetensi Metode Penelitian Komunikasi

Kemampuan untuk menjadi peneliti mandiri tentunya harus dilandasi oleh kematangan pemahaman, ketrampilan manajerial riset, serta kemampuan merangkai penguat dan pendukung tahap-tahap penelitian pada sejumlah metode yang jamak diterapkan dalam penelitian komunikasi.  Harus diakui, tidak semua metode yang dipakai dalam penelitian komunikasi merupakan metode khas komunikasi. Dalam pengertian ini, kompetensi mahasiswa untuk memahami sejumlah metode penelitian ilmu sosial akan besar manfaatnya saat mereka merancang penelitian tertentu yang berkait dengan kajian ilmu komunikasi. Pemahaman terhadap sejumlah metode ini mencakup hampir seluruh metode penelitian, baik penelitian kuantitaif, kualitatif, maupun kombinasi kuantitatif dan kualitatif.

Dinamika perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang cepat semakin membutuhkan kemampuan mahasiswa dalam menerapkan dan mengadopsi secara benar penggunaan metode-metode penelitian tertentu. Kompetensi mahasiswa terhadap metode penelitian komunikasi dengan sendirinya juga akan menjadi cermin kemampuan dalam memahami berbagai perkembangan metode penelitian serta mencermati kekuatan dan kelemahan metode penelitian komunikasi yang digunakannya dalam menyusun disertasi. Kompetensi metode penelitian komunikasi ini sangat bermanfaat dalam mengembangkan kapasitas manajerial dalam mengelola suatu penelitian serta dalam mengembangkan ketrampilan saat merancang, menjalankan, serta melaporkan hasil penelitian.

Kompetensi metode penelitian komunikasi pada dasarnya diarahkan untuk pembuatan justifikasi pilihan metodologis yang ditunjang dengan kapasitas penyusunan teori. Pembuatan literature review dan/atau critical review terhadap sejumlah publikasi hasil penelitian perlu diposisikan sebagai cara untuk mengasah kompetensi mahasiswa dalam hal metode penelitian komunikasi. Indikator dari tercapainya kompetensi metode penelitian komunikasi ini adalah kejelasan penerapan metode dalam suatu rancangan penelitian, termasuk nantinya metode penelitian yang ada dalam rancangan penelitian mandiri untuk pembuatan disertasi.

3. Kompetensi Metateori

Kemampuan dalam memahami filsafat dan metode keilmuan komunikasi serta kemampuan metode penelitian komunikasi secara jelas menuntut pada pemahaman maksimal terhadap teori-teori yang berkembang di dalam ilmu komunikasi. Pembentukan kompetensi metateori ini pun diawali dengan pematangan pemahaman secara mendalam tentang teori-teori komunikasi, filsafat-filsafat yang mendasari munculnya teori-teori komunikasi, serta pengonstruksian ulang teori agar memiliki manfaat yang sesuai dengan kehidupan manusia dan alam sekitarnya. Hal ini nantinya akan memberi kegunaan dalam memetakan, memandu jalan, serta sekaligus secara konseptual membangun otokritik terhadap perkembangan teori yang ada.

Sebagai seperangkat aturan, prinsip, atau narasi yang menjelaskan dan menentukan teori yang dapat dan tidak dapat diterima dalam disiplin keilmuan komunikasi, kompetensi metateori dibentuk dari 1) pengembangan kemampuan manajerial mahasiswa dalam merangkai asumsi tentang hakikat realita dan manusia (ontology), hakikat dari mengetahui (epistemology), tujuan teori dan riset (teleology), nilai dan etika (axiology); dan hakikat dari kekuasaan (ideology), 2) pengembangan pemikiran mahasiswa dalam menentukan tahap-tahap kegiatan ilmiah, termasuk pada tahap pemilihan teori yang akan digunakan, serta 3) peningkatan ketrampilan mahasiswa dalam membuat landasan pemikiran suatu teori yang digunakan sebagai kerangka dasar penelitian, pemikiran, dan pembicaraan tentang fenomena. 

Dengan penekanan kajian metateori yang berpusat pada kondisi-kondisi bagi perumusan teori-teori ilmiah, sifat sintaksis, dan sifat semantik bahasa yang dirumuskan, pembuatan review atas beragam teori komunikasi serta teori-teori disiplin ilmu lain yang digunakan merupakan cara efektif yang nantinya juga dapat dipakai mahasiswa dalam menyusun rancangan penelitian disertasi. Indikator dari tercapainya kompetensi metateori ini adalah kejelasan posisi peneliti dalam mendiskusikan berbagai teori, yang di antaranya dapat diaplikasikan pada rancangan penelitian mandiri untuk disertasi.

4. Kompetensi Regulasi dan Kebijakan Komunikasi

Dinamika komunikasi dan perkembangan teknologi informasi komunikasi secara langsung dan tidak langsung memaksa kedua hal ini untuk bersentuhan dengan negara, yang di antaranya kemudian melahirkan sistem komunikasi berikut dengan sejumlah regulasi dan kebijakan di bidang komunikasi. Pada tataran ini, peneliti dan spesialis ahli dalam praktek profesional bidang komunikasi sangat perlu untuk memahaminya, yang tidak sekadar dalam bentuk urutan regulasi dan kebijakan, namun juga terhadap kondisi sosial, politik, ekonomi, dan budaya di masyarakat saat regulasi dan kebijakan komunikasi tertentu diberlakukan.

Kompetensi regulasi dan kebijakan komunikasi ini diperlukan utamanya oleh spesialis ahli dalam praktek profesional bidang komunikasi yang memungkinkannya untuk mendiskusikan, memberi konsultasi dan advokasi, serta mengelola jasa profesional komunikasinya dengan kesadaran penuh atas regulasi dan kebijakan komunikasi yang berlaku. Bagi peneliti, kompetensi regulasi dan kebijakan komunikasi ini akan sangat membantu dalam melakukan analisis terhadap isu atau topik yang dikajinya. Konteks historis, perspektif hukum, dan dampak regulasi dan kebijakan komunikasi ini terhadap masyarakat tentunya dapat mempertajam analisis yang dilakukan.

 Review terhadap sejumlah regulasi dan kebijakan komunikasi yang ada di Indonesia dan yang diberlakukan di berbagai negara merupakan cara efektif untuk memahami persoalan, meningkatkan kapasitas intelektual dan ketrampilan, serta mendukung kemampuan metodologis dan analitis mahasiswa dalam mencermati, mengkaji, dan mengembangkan regulasi dan kebijakan komunikasi yang berguna bagi publik. Indikator dari tercapainya kompetensi regulasi dan kebijakan komunikasi adalah kemampuan peneliti untuk menempatkan isu atau topik kajiannya secara tepat dalam suatu kerangka peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang nantinya dapat diaplikasikan pula pada rancangan penelitian mandiri untuk disertasi.

5. Kompetensi Isu Penelitian/Topik khusus

Dinamika komunikasi dan perkembangan teknologi informasi komunikasi secara positif menawarkan banyak isu atau kajian yang dapat dieksplorasi lebih jauh oleh para kandidat doktor sebagai peneliti mandiri. Berbagai isu atau kajian ini perlu didiskusikan, dengan difasilitasi para ahli terkait, sehingga mampu memunculkan state of the art dan critical issues hasil penajaman terhadap isu/kajian yang dipilih. Kompetensi isu penelitian/topik khusus ini dicapai dengan melakukan rangkaian kegiatan pembelajaran, setidaknya terhadap dua dari enam topik khusus yang ditetapkan, yaitu kompetensi:

  • Komunikasi Digital, dengan berpusat pada perkembangan teknologi digital, implikasinya pada bidang komunikasi, lahirnya masyarakat berjaringan (networked society), serta transformasi cara manusia dalam berkomunikasi.
  • Komunikasi Bisnis, yang memberi penekanan pada pengidentifikasian pertukaran informasi di dalam dan di luar organisasi atau korporasi yang dapat membawa keuntungan bagi organisasi atau korporasi.
  • Manajemen Informasi, yang memberi penekanan pada wawasan penciptaan dan pemantapan pengelolaan informasi, termasuk keamanan serta sistem yang dibangun sehingga mampu memberi keuntungan kompetitif.
  • Komunikasi dan Gender, yang memusatkan perhatian pada perspektif kritis dalam memahami representasi gender di media serta dampak representasi ini terhadap konstruksi atas ideologi dan peran sosialnya.
  • Industri Komunikasi, yang menghadirkan gambaran lengkap tentang industri yang berkembang dari adanya transaksi informasi, baik melalui industri komunikasi mainstream serta industri komunikasi kreatif baik yang ada di Indonesia maupun di negara atau kawasan lain.
  • Science Communication, yang diselenggarakan untuk mempertajam kemampuan dalam memahami pengkomunikasian sains serta relasi di antara sains, kebudayaan, masyarakat, dan identitas.

Indikator dari tercapainya kompetensi isu penelitian/topik khusus ini adalah kemampuan peneliti dalam merespon dan mengakrabi isu-isu terkini komunikasi, yang nantinya dapat diaplikasikan pula pada rancangan penelitian mandiri untuk disertasi.

Mata kuliah Program Strata-3 Ilmu Komunikasi tersusun dari mata kuliah dasar pengayaan wawasan dan analisis serta mata kuliah pengayaan materi spesifik fenomena komunikasi.

Mata Kuliah Dasar Pengayaan Wawasan dan Analisis
(Mata kuliah pada level pertama)

NoNama Mata Kuliah
1Filsafat, Teori, dan Metodologi Ilmu Komunikasi
2Perspektif Komunikasi

Mata Kuliah Pengayaan Materi Spesifik Fenomena Komunikasi
(Mata kuliah pada level kedua)

NoNama Mata Kuliah
1Filsafat dan Metode Keilmuan Komunikasi
2Metode Penelitian Komunikasi
3Metateori
4Regulasi dan Kebijakan Komunikasi
5

Topik Khusus:

  1. Komunikasi Digital
  2. Komunikasi Bisnis
  3. Manajemen Informasi
  4. Komunikasi dan Gender
  5. Industri Komunikasi
  6. Science Communication