Yogyakarta, 04 Desember 2024 – Mahasiswa Program Studi S1 Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Gadjah Mada melalui mata kuliah Fotografi Jurnalistik dan Kreatif serta Desain Komunikasi Visual menyelenggarakan pameran bertema “Bias dalam Media dan Komunikasi Modern.” Pameran ini berlangsung pada 25 dan 29 November 2024 di Selasar Barat FISIPOL UGM. Karya yang dipamerkan menggambarkan bagaimana bias dapat muncul dalam berbagai bentuk, seperti penyampaian berita, pemilihan gambar, hingga desain komunikasi visual. Melalui perspektif kreatif, para mahasiswa/i S1 Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Gadjah Mada mencoba mengungkap keberpihakan, prasangka, dan sudut pandang yang memengaruhi cara masyarakat memahami dunia di sekitar mereka.
Selain itu, pameran ini juga menampilkan berbagai kampanye sosial yang dihasilkan dari mata kuliah Periklanan Sosial. Mata kuliah ini bertujuan untuk mengenalkan periklanan yang tidak hanya sebagai pendukung produk dan jasa, tetapi juga sebagai alat untuk menyampaikan gagasan-gagasan positif yang bermanfaat bagi masyarakat. Salah satu kampanye yang menarik perhatian adalah “Janji Ga Joki” yang bertujuan mengedukasi mahasiswa tentang pentingnya belajar mandiri dan dampak buruk praktik joki tugas. Kampanye ini menyoroti bagaimana joki tugas tidak hanya melanggar etika akademik, tetapi juga berpotensi mengurangi kualitas pembelajaran mahasiswa.
Kampanye lainnya, “#PilahUntukPulih,” merupakan hasil kolaborasi antara deADline dan Lokalogi by Pramuka UGM. Kampanye ini mengangkat isu pengelolaan sampah yang kurang terintegrasi di masyarakat. Dengan slogan “Satu Pilah untuk Sejuta Pulih,” kampanye ini mengajak masyarakat untuk mulai memilah sampah organik, anorganik, dan B3 dari lingkungan terdekat mereka. Langkah kecil ini diharapkan dapat memberikan dampak besar dalam menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan berkelanjutan.
Sementara itu, kampanye “Lihat Lebih Dekat” hadir untuk membangun kesadaran akan pentingnya keberagaman di lingkungan UGM. Kampanye ini menyoroti tantangan sosial yang dihadapi mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia, seperti perbedaan budaya dan bahasa, yang sering kali menciptakan jarak dalam interaksi sosial. Dengan menggunakan maskot “NuSa LoKa,” kampanye ini menggambarkan bagaimana persahabatan antar mahasiswa dari berbagai latar belakang dapat memperkuat semangat kebersamaan. Harapannya, interaksi yang inklusif dapat menjadikan UGM sebagai miniatur Indonesia yang sesungguhnya.
Melalui pameran ini, mahasiswa tidak hanya menampilkan kreativitas mereka di bidang fotografi dan desain visual, tetapi juga memberikan kontribusi nyata terhadap isu-isu sosial yang relevan. Pameran ini menjadi ruang untuk berdiskusi, menginspirasi, dan mendorong perubahan positif di masyarakat. Dengan berbagai perspektif yang dihadirkan, karya-karya ini menunjukkan bagaimana media dan komunikasi dapat menjadi alat untuk memahami dan mengatasi tantangan sosial.
Penulis: Anathalia Meyskina Pangestu