• Tentang UGM
  • FISIPOL UGM
  • Pusat IT
  • Perpustakaan
  • Riset
  • Webmail
  • DigiLib Center
  • Bahasa Indonesia
    • Bahasa Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Departemen Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Universitas Gadjah Mada
  • Tentang DIKOM
    • Sekapur Sirih
    • Sejarah
    • Visi dan Misi
    • Struktur Departemen
    • Staf
      • Dosen
      • Administrasi
      • Laboran
    • Fasilitas
  • Program Studi
    • Program Sarjana
      • Reguler
      • Internasional
    • Program Pascasarjana
      • Magister Ilmu Komunikasi (S2)
      • Doktor Ilmu Komunikasi (S3)
  • Aktivitas
    • Pengabdian
    • Data Penelitian
    • Publikasi
    • Ikatan Alumni
  • Unit Pendukung
    • Jurnal Media dan Komunikasi
    • DECODE
    • Laboratorium DIKOM
    • Jaminan Mutu
  • Beranda
  • 2021
  • hal. 2
Arsip:

2021

Ruang Koordinasi Mahasiswa untuk Kuliah Daring (S1 Reguler)

Informasi Umum Minggu, 15 Agustus 2021

Halo, Sobat Dikom!
Semangat menyambut semester baru!

Untuk mempermudah koordinasi dosen pengampu mata kuliah dengan teman-teman, Sobat Dikom dapat mengakses tautan ini untuk bergabung dengan grup WhatsApp mata kuliah.

Silakan cermati dan bergabung dengan grup sesuai mata kuliah yang Sobat Dikom ambil. Semangat menyambut dunia perkuliahan! Semoga kesuksesan selalu menyertai. Jangan lupa untuk selalu mematuhi prokotol kesehatan dan dapatkan vaksin COVID-19 apabila memungkinkan.
Salam sehat dan bahagia,

Departemen Ilmu Komunikasi UGM

Press Release: Diskusi “Catatan Lapangan Perspektif dan Pengalaman Perempuan”

Berita Selasa, 27 Juli 2021

Serial Diskusi Buku “Perempuan dan Literasi Digital”
Jumat, 23 Juli 2021

Prodi Magister Departemen Ilmu Komunikasi (Dikom) UGM menyelenggarakan diskusi buku bertajuk “Catatan Lapangan Perspektif dan Pengalaman Perempuan” pada Jumat, 23 Juli 2021. Diskusi ini merupakan seri ketiga dari serial Diskusi Buku “Perempuan dan Literasi Digital: Antara Problem, Hambatan, dan Arah Pemberdayaan” terbitan UGM Press.
Pada diskusi seri terakhir ini, hadir tiga narasumber selaku penulis buku dan juga dosen di Dikom UGM. Mereka adalah Lidwina Mutia Sadasri, Mashita Fandia, dan Ardian Indro Yuwono. Hadir pula dosen Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang, Frida Kusumastuti, sebagai pembahas buku yang merupakan hasil kolaborasi dari dosen, mahasiswa, dan alumnus Prodi Magister Dikom UGM ini. Berlaku sebagai moderator adalah Anna Nurjanah dan sebagai MC adalah Harya Rifki P.

Diskusi dimulai dari penjelasan Lidwina Mutia Sadasri tentang tulisannya yang berjudul “Melawan Information Disorder ala Aktivis Perempuan”. Gambaran umum tulisannya adalah tentang aktivisme dalam klub media sosial Perempuan Tagar Tegar (P#T) dalam melawan disinformasi yang muncul di seputaran isu feminisme.
Topik ini dipilih karena di tahun 2018 sempat melaksanakan riset tentang pernikahan dini dan menemukan akun Perempuan Tagar Tegar di Instagram. Uniknya, muncul akun sister-nya bernama Pria Tagar Tegar karena melihat relasi tidak setara yang dipengaruhi oleh kultur patriarki.

“Tidak hanya selama ini perempuan yang menjadi korban, tetapi laki-laki juga ada yang menjadi korban. Jadi menarik untuk melihat di dua sisinya seperti apa,” ujar Mutia, dosen yang memiliki minat kajian di bidang perempuan, selebriti, dan media baru.
Selanjutnya, topik fenimisme digali lebih dalam oleh Mashita Fandia dalam tulisannya yang berjudul “Memaknai Feminisme: Studi Etnografi terhadap Gerakan Perempuan di Media Sosial.” Artikel ini berangkat dari temuan risetnya tentang gerakan perempuan di media sosial, khususnya Instagram, seperti pada akun Indonesia Feminis dan Lawan Patriarki.

Isu feminisme adalah isu yang sangat kompleks. Menurut Mashita, tidak hanya keterkaitannya dengan bagaimana perempuan mengalami penindasan dan juga ketidaksetaraan selama ini, tapi juga bagaimana patriarki membuat laki-laki tanpa sadar juga ditempatkan sebagai korban. Bahkan perempuan pun banyak yang tidak merasa telah menjadi korban.
“Itu saking sudah terinternalisasinya patriarki ke dalam kehidupan kita sebagai manusia. Kadang kita dihegemoni tapi kita senang-senang saja, seperti tidak merasa jika kita ditindas haknya sebagai manusia,” lanjutnya.
Yang menarik bagi Mashita dalam gerakan ini adalah komentar netizen tentang kesetaraan gender yang sangat terpolarisasi di kolom komentar akun-akun media sosial tersebut.

“Salah satu pokok perdebatannya adalah tentang feminisme. Banyak sekali kelompok masyarakat yang menilai feminisme bukan budaya Indonesia dan datang dari barat. Padahal nilai-nilai patriarki yang dianut sekarang semuanya adalah produk barat. Sementara apa sih yang kita sebut dengan budaya kita?” ujar Mashita, dosen yang memiliki minat kajian di bidang budaya digital, budaya kaum muda, media sosial, kajian gender, dan seksualitas.
Maka, lapisan-lapisan yang diulas pada tulisan Mashita adalah tentang bagaimana gerakan-gerakan ini serta para pengikutnya di media sosial mengonsepkan feminisme dan kesetaraan gender dalam konteks Indonesia. Lalu juga tentang bagaimana perbedaan penindasan perempuan di Indonesia dengan penindasan perempuan di negara barat.

Diskusi dilanjutkan oleh narasumber ketiga, Ardian Indro Yuwono, dengan tulisannya yang berjudul “Dita dan Rizka dalam Game: Kompetensi dan Relasi Sosial.” Dari hasil temuan Ardian pada disertasinya, ternyata narasumbernya mampu memanfaatkan gim video sebagai media untuk berekspresi dan berkompetisi, bukan hanya untuk bersenang-senang. Hal ini memantik Ardian untuk lebih menggali dalam konteks literasi media. “Gim video itu kan sama dengan media pada umumnya. Ada institusinya, ada kontennya, dan ada aksesornya yang disebut dengan gamer,” kata Ardian.

Dalam risetnya, jika dikaitkan dengan konteks 10 kompetensi literasi digital dari Japelidi, Dita dan Rizka, memiliki empat dari 10, di antaranya adalah akses, paham, partisipasi, dan kolaborasi. Partisipasi di sini adalah mereka memiliki harapan bahwa gim video dapat mengubah dunia yang awalnya dianggap orang untuk bersenang-senang menjadi dunia yang memberikan manfaat baik terhadap mereka dan terhadap komunitasnya. Lalu, aspek kolaborasinya adalah mereka dengan teman-temannya ingin menciptakan lingkungan yang baik untuk berkembang.

Dita dan Rizka memiliki karakteristik yang berbeda. Dita di sini lebih banyak membangun kompetensi, yakni kemampuan atau kecakapan dalam bermain. Kecapakan ini menjadi salah satu kebutuhan intrinsik manusia, dalam artian pengakuan oleh orang lain. Hal ini kemungkinan bertolak belakang dengan pandangan bahwa gim merupakan produk laki-laki.
Di lain sisi, Rizka bermain untuk mencari ruang sosial. Ia menganggap ruang sosial dalam dunia digital atau yang tercipta karena dia bermain gim bisa lebih cair dan lebih menerima orang lain. Bukan berarti ruang sosial riil tidak mampu menerimnya, hanya dia merasa ruang-ruang sosial dalam gim memiliki tujuan dalam berteman. “Tujuannya jelas, bermain gim untuk menyelesaikan misi, problematika, atau sekedar ngobrol,” sahut Ardian, dosen yang memiliki minat kajian di gim video sebagai newish media.

Ardian menyebutkan, tulisannya tentang perempuan dalam gim video ini hanya mengulas satu dari tiga lokus riset, yaitu aksesor. Mengapa Rizka mencari ruang sosial di dalam gim sama halnya dengan mengapa orang merasa nyaman berinteraksi di media sosial. Lalu, mengapa Dita suka bermain secara kompetitif serta paham bahwa pengakuan menjadi penting bisa ditilik detailnya pada bab ketiga buku Perempuan dan Literasi Digital.

Pembahas dalam diskusi ini, Frida Kusumastuti, mengelompokkan bab ketiga yang berjudul “Catatan Lapangan Pengalaman dan Perspektif Perempuan” menjadi dua.Yang pertama adalah tentang persepsi, penerimaan, dan pemanfaatan teknologi oleh perempuan seperti yang disampaikan pada tulisan Dewa Ayu, Anna, dan Ardian. Lanjut Frida, yang kedua adalah tentang peta gerakan perempuan di era digital seperti laporan riset dari Mutia dan Mashita.

“Saya sebagai pembaca mencoba melihat buku ini sebagai data, tidak semata-mata referensi. Kadang-kadang timbul keinginan untuk menulis berdasarkan data ini,” sahut Frida setelah berdiskusi dengan para penulis, “Mari membeli buku ini untuk dikembangkan menjadi penelitian-penelitian lanjutan.”
Diskusi berlangsung secara hangat dengan banyak tanggapan dari para peserta diskusi. Dengan demikian, diskusi ini menutup serial diskusi buku “Perempuan dan Literasi Digital yang telah diselenggarakan sejak tanggal 9 Juli 2021.

Reporter: Rizqy K. Mayasari
Contact person:
Koordinator Tim Media DIKOM UGM
Mashita (083841068717)

Jadwal KRS Program Sarjana Semester Gasal TA 2021-2022

Informasi Umum Jumat, 23 Juli 2021

Halo, Sobat Dikom!
Semoga selalu dalam keadaan sehat, ya.

Tidak terasa sebentar lagi kita akan memulai semester gasal TA 2021-2022. Oleh karena itu, kami unggah jadwal KRS Program Sarjana untuk semester gasal TA 2021-2022. Sobat Dikom dapat mengaksesnya di sini. Sobat Dikom juga dapat mengunjungi situs resmi akademik fisipol

Jangan lupa untuk menerapkan protokol kesehatan dan segera dapatkan vaksin COVID-19 apabila memungkinkan! Sampai bertemu di semester depan, Sobat Dikom!
Salam sehat,

Press Release: Diskusi “Dimensi Pengetahuan dan Kompetensi Literasi Digital”

Berita Kamis, 22 Juli 2021

Serial Diskusi Buku “Perempuan dan Literasi Digital”
Jumat, 16 Juli 2021

Prodi Magister Departemen Ilmu Komunikasi (Dikom) UGM menyelenggarakan diskusi buku bertajuk “Dimensi Pengetahuan dan Kompetensi Literasi Digital” pada Jumat, 16 Juli 2021. Diskusi ini merupakan seri kedua dari rangkaian diskusi buku “Perempuan dan Literasi Digital: Antara Problem, Hambatan, dan Arah Pemberdayaan”, yang merupakan buku hasil kolaborasi dari dosen, mahasiswa, dan alumnus Prodi Magister Dikom UGM. Acara diskusi ini diselenggarakan dengan dukungan dari Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan UGM Press.
Pada diskusi ini, hadir tiga narasumber selaku penulis buku dan juga dosen di Departemen Ilmu Komunikasi UGM. Mereka adalah Zainuddin Muda Z. Monggilo, Syaifa Tania, dan Dewa Ayu Diah Angendari. Di samping itu, hadir pula dosen Ilmu Komunikasi Universitas Sam Ratulangi Manado, Leviane Hera Jackelin Lotulung, sebagai pembahas. Berlaku sebagai moderator adalah Rahmi Kartika Sari dan sebagai MC adalah Anindya Ayu Krisherwina.

Bagian kedua dari buku tersebut, dijelaskan secara ringkas oleh Zainuddin Muda, adalah tentang keresahan para penulis terkait dengan fenomena digital yang dihadapi oleh kalangan perempuan. Zainuddin, yang juga aktif dalam Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia dan Japelidi, menulis dalam bukunya tentang Perempuan Indonesia dalam Pusaran Hoaks dan Ujaran Kebencian.
Berangkat dari keresahannya, Zainuddin menyampaikan, “Perempuan semakin ke sini semakin terlihat sebagai objek literasi digital. Saya percaya dan yakin [bahwa] lebih banyak perempuan di luar sana yang mungkin belum terekspos oleh media [jika] mereka telah melakukan kegiatan-kegiatan literasi digital yang konsisten.”
Tiga kasus yang disorot Zainuddin dalam babnya diantaranya adalah hoaks tentang Ratna Sarumpaet, peristiwa unjuk rasa dan kerusuhan di Papua 2019, serta hoaks-hoaks lainnya yang terkait dengan SARA dan politik.

Diskusi dilanjutkan oleh narasumber kedua, Syaifa Tania, yang menulis tentang peran perempuan dalam kaitannya dengan konteks komunikasi pemasaran digital. Media sosial, menurut Tania, pada perkembangannya saat ini apa pun bentuknya selalu dicari celah sebagai media komunikasi pemasaran yang semakin hari bentuknya semakin halus bentuknya.
Dalam perkembangannya, perempuan memiliki porsi yang besar sebagai influencers, tidak hanya sebagai konsumen, tetapi juga produsen komunikasi pemasaran komersial.
Lalu, diskusi dilanjutkan oleh Diah Angendari yang menulis tentang adopsi teknologi informasi dan komunikasi oleh perempuan di daerah pedesaan yang merupakan bagian dari riset kerja sama antara Center for Digital Society (CfDS) UGM dan Amarta. Diah melakukan penelitian studi kasus terhadap perempuan pengguna peer-to-peer lending berbasis teknologi finansial.
Diah menyoroti keresahan yang muncul karena adanya digital divide di Indonesia, lebih spesifiknya, adanya kesenjangan dalam adopsi TIK antara lender dan borrower. Bagi lender sudah terliterasi untuk menggunakan dashboard dan menggunakan fiturnya, namun bagi borrower hanya sedikit yang sudah mampu menggunakan TIK-nya. Padahal akses merupakan salah satu faktor penting atau pintu masuknya.

Digital divide yang besar di Indonesia, terutama yang terjadi dalam penggunaan TIK Amarta antara kreditur dan debitur, menjadi keresahan Diah. Kreditur pada kasus tersebut sudah terliterasi untuk mengoperasikan dasbor, sedangkan debitur yang mayoritas adalah ibu-ibu hanya sedikit yang mampu menggunakan TIK-nya. “Padahal akses merupakan salah satu faktor penting atau pintu masuknya,” ujar Diah.
Jackelin Lotulung sebagai pembahas menjelaskan bahwa perempuan di desa memang mengalami kesenjangan dalam pendidikan, pengetahuan, termasuk ketika dikaitkan dengan literasi digital.
“Karena kalau di kota, perempuan sudah maju, mungkin di desa kita bisa melakukan pemberdayaan yang lebih baik ketika literasi digital bisa menjadi keniscayaan,” lanjut Jackelin, “di desa [masih] ada kendala, terutama terkait dengan jaringan. Itu menjadi PR untuk kita semua.”
Serial diskusi buku “Perempuan dan Literasi Digital” akan ditutup dengan seri ketiga yang diselenggarakan pada Jumat, 23 April 2021 mendatang.

Reporter: Rizqy K. Mayasari
Contact person:
Koordinator Tim Media DIKOM UGM
Mashita (083841068717)

Program Perkuliahan Future Skills (SFS) Fisipol UGM

Informasi Umum Senin, 19 Juli 2021

Halo, Sobat Dikom!
Semoga dalam keadaan sehat, ya.

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FIsipol) UGM mempersembahkan Program Perkuliahan Future Skills (FSF) yang terbuka untuk seluruh mahasiswa dan masyarakat di seluruh Indonesia. Program ini dirancang sebagai perkuliahan inovatif yang menghadirkan narasumber langsung dari dunia industri untuk berbagi pengalaman serta ilmu praktis yang dimiliki kepada peserta kuliah.

FSF menawarkan empat mata kuliah, yaitu:
1. Kewirausahaan Sosial
2. Future Leader and Organisation
3. Green Planer and Future Living
4. Society and Creative Industry
FSF menggandengg 44 mitra perusahaan/lembaga internasional dan 50 pilihan program perkuliahan. Untuk informasi lebih lanjut, Sobat Dikom dapat mengaksesnya di sini

Jangan lupa untuk selalu jaga kesehatan, menerapkan protokol kesehatan, dan segera dapatkan vaksin Covid-19 apabila memungkinkan.
Salam sehat!

Press Release: Diskusi “Perempuan dalam Revolusi Digital: Peta Permasalahan & Urgensi Digital” Serial Diskusi Buku “Perempuan dan Literasi Digital”

Berita Kamis, 15 Juli 2021

Departemen Ilmu Komunikasi UGM menyelenggarakan diskusi bertajuk “Perempuan dalam Revolusi Digital: Peta Permasalahan & Urgensi Literasi Digital” pada Jumat, 9 Juli 2021 yang membedah buku “Perempuan dan Literasi Digital: Antara Problem Hambatan dan Arah Pemberdayaan” terbitan UGM Press. Diskusi ini merupakan seri pertama dari tiga diskusi atas buku “Perempuan dan Literasi Digital” yang akan diselenggarakan Program Magister Departemen Ilmu Komunikasi UGM.

Diskusi yang berlangsung secara daring ini mengundang editor dan dua penulis buku tersebut, yang juga merupakan dosen di Departemen Ilmu Komunikasi (Dikom) UGM, sebagai narasumber. Mereka adalah Rahayu, Novi Kurnia, dan Widodo Agus Setianto. Hadir pula pembahas dari Ilmu Komunikasi Universitas Islam Bandung (Unisba), Santi Indra Astuti, dosen sekaligus anggota Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi). Bertindak sebagai moderator adalah Astrid Permata Leona, alumni Program Magister Dikom UGM.

Diskusi dimulai dari pemaparan Rahayu selaku editor buku mengenai gambaran besar dari buku tersebut. “Buku ini mengangkat relasi dan persoalan perempuan dengan media digital, dalam melihat persoalan ini literasi digital dipandang oleh para penulis sebagai solusi penting,” ujar Rahayu yang saat inimenjabat sebagai ketua Prodi Magister di Dikom UGM.

Dalam penjelasannya, Rahayu menyebutkan bahwa ada dua persoalan yang dihadapi perempuan saat ini. Pertama, berkaitan dengan kesenjangan digital, terutama berkaitan dengan penggunaan telepon seluler ke mobile internet dan media sosial. Kesenjangan ini terjadi di berbagai negara, terutama di negara dunia ketiga dan wilayah pedesaan.
Kedua, adalah tentang gambaran perempuan di media. “Perempuan, khususnya remaja banyak menggunakan media sosial sebagai referensi. Sayangnya, apa yang tersaji dalam media digital tidak selalu informasi yang benar,” tambah Rahayu.
Menurut Rahayu, penggambaran diri perempuan di media pun tidak akurat dan sering menjadi objek eksploitasi. Media, oleh penulis, sering dianggap tidak peka terhadap perempuan terutama ketika meliput isu-isu kekerasan dan lebih menonjolkan sisi sensasional.

Dilanjutkan oleh Novi Kurnia yang menyebutkan bahwa posisi perempuan dalam konteks literasi digital dapat menjadi objek dan juga subjek karena perempuan memiliki identitas yang interseksional. Sebagai objek, perempuan kerap diposisikan sebagai khalayak sasaran beragam program literasi digital karena posisinya yang rentan.
Di sisi yang lain, sebagai subjek, perempuan juga banyak ditemukan sebagai pegiat program literasi digital yang pemberdayaannya berdampak pada masyarakar luas. “Di Japelidi sendiri, 80% anggota yang aktif adalah perempuan,” tambah Novi, yang juga berlaku sebagai Koordinator Nasional Japelidi.

Dalam tulisannya, Novi juga memetakan ada 13 dimensi yang berlaku sebagai faktor penyebab kesenjangan digital, yakni terkait akses, pendidikan, dan lain-lain. Menurutnya, jika pergerakan literasi digital dimulai dari dua dimensi saja, misalnya, kecakapan literasi digital dan pendidikan, perempuan akan lebih banyak lagi memasuki ruang-ruang penting dalam pengembangan literasi digital di Indonesia.

Widodo Agus Setianto, dalam pemaparannya menyebutkan tentang adanya perubahan signifikan pada data penggunaan internet di Indonesia selama satu dekade. Widodo pun mempertanyakan, “Apakah ada kesiapan infrastruktur dan kesiapan masyarakat di tengah lonjakan penggunaan internet?” Menurut Widodo, itu lah mengapa pemberdayaan perempuan melalui gerakan literasi digital menjadi penting dan menjadi solusi untuk menutup kesenjangan ini.
Menurut pembahas dalam seri ini, Santi Indra Astuti, bernasnya buku ini dimulai sejak kata pengantar. “Kata pengantar itu sendiri sudah merupakan sebuah tulisan yang memetakan, bukan saja arah ke mana buku ini berjalan, tapi [merupakan] peta jalan dari literasi digital yang diinginkan untuk memberdayakan perempuan Indonesia,” ujarnya.

Bagi Santi, peta literasi digital tidak bisa lagi bergantung pada faktor kepemilikan gawai, kompetensi fungsionalnya, dan sebagainya, tetapi juga terkait dengan faktor sosio-kultural di sekitar kita. “Dengan adanya peta permasalahan ini, ketika dikaitkan dengan indeks sosio-kultural kita, itu bisa menjadi amunisi untuk membuat gerakan yang game changer di tengah komunitas,” tambah Santi.

Total ada 13 penulis yang mengangkat persoalan tentang perempuan dan literasi digital dengan tiga bagian utama. Bagian pertama adalah tentang potret persoalan perempuan dalam mengakses teknologi dan arti penting literasi digital dalam pemberdayaan perempuan.
Bagian kedua membahas tentang dimensi-dimensi pengetahuan dalam literasi digital dan lingkup kompetensi literasi digital. Bagian kedua akan dibahas di seri kedua diskusi Perempuan dan Literasi Digital pada 16 Juli 2021.
Sedangkan bagian terakhir memaparkan hasil riset lapangan tentang penggunaan media digital oleh perempuan dan kontribusi literasi digital dalam menjawab persoalan tersebut. Bagian ini akan dibedah bersama penulis-penulisnya pada seri ketiga, tepatnya pada 23 Juli 2021 mendatang.

Contact Person:
Koordinator Tim Media DIKOM UGM
Mashita (083841068717)

Serial Diskusi Buku “Perempuan dan Literasi Digital” Seri 1 Perempuan dalam Revolusi Digital: Peta Permasalahan dan Urgensi Digital

Uncategorized Jumat, 9 Juli 2021

Pengumuman Pendaftaran Ulang dan Pembayaran UKT

Informasi Umum Rabu, 30 Juni 2021

Salam sehat, Sobat Dikom!

Bagi Sobat Dikom di jenjang S1, S2, dan S3 yang akan melakukan:
1. heregistrasi
2. pengaktifan kembali kuliah
3. pengajuan cuti kuliah
4. pengajuan perpanjangan studi
5. penundaan atau keringanan pembayaran UKT
dapat mengunduh Surat Pengumuman Nomor: 3904/UN1.P.I/DIR-PP/KM2021. Seluruh proses pengajuan dilakukan di simaster.ugm.ac.id

Tetap jaga kesehatan dan patuhi protokol kesehatan!
Salam sehat

Departemen Ilmu Komunikasi UGM

Pemberitahuan Antisipasi COVID-19 Departemen Ilmu Komunikasi UGM

Informasi Umum Senin, 28 Juni 2021

Salam sehat, Sobat Dikom!

Tingginya kasus terkonfirmasi COVID-19 menjadi perhatian banyak pihak termasuk Departemen Ilmu Komunikasi UGM. Oleh karena itu, Sobat Dikom dapat mengisi pemetaan antisipasi COVID-19 yang disediakan oleh departemen di sini

Kami juga lampirkan surat pemberitahuan antisipasi Covid-19 yang dapat diunduh oleh Sobat Dikom di sini

Kami harap Sobat Dikom dapat melakukan langkah pencegahan COVID-19 dengan menerapkan protokol kesehatan dan melakukan vaksinasi apabila memungkinkan. Semoga Sobat Dikom selalu dalam keadaan sehat dan baik.
Salam sehat,

Department of Communication Science,
Faculty of Social and Political Sciences,
Universitas Gadjah Mada
Telp.: +6274563362

Rekruitmen Asisten Tim Akreditasi S3 Dikom

Uncategorized Rabu, 9 Juni 2021

Halo, Sobat Dikom! Apa kabar?

Kabar gembira bagi  Sobat Dikom S1 dan S2 yang ingin menambah pengalaman kerja dan mengasah kemampuan. Departemen Ilmu Komunikasi UGM membuka rekruitmen asisten tim akreditasi S3 dengan persyaratan sebagai berikut:

  1. Mahasiswa aktif s1 atau S2 Departemen Ilmu Komunikasi UGM
  2. Mampu bekerja dalam kelompok, disiplin, dan bertanggungjawab

Lalu, apa saja tugasnya?

  1. Mengidentifikasi kebutuhan data dan dokumen pendukung instrumen akreditasi
  2. Mengumpulkan dokumen pendukung instrumen akreditasi

Bagi Sobat Dikom yang tertarik dapat mengirimkan dokumen sebagai berikut:

  1. CV
  2. KRS semester saat ini
  3. Letter of Interest

Dikumpulkan palig lambat 12 Juni 2021 melalui email ke prodis3.fisipol@ugm.ac.id dengan subjek “Rekruitmen Asisten Tim Akreditasi Prodi S-3”.

Proses seleksi melalui dua tahap yaitu seleksi administrasi dan wawancara.

Informasi lebih lanjut dapat menghubungi admin S3 Dikom di nomor berikut +628112954536 (Widya)

1234

PROGRAM STUDI

   SARJANA REGULER

   SARJANA IUP

   MAGISTER

   DOKTORAL

Mei 2025
S S R K J S M
 1234
567891011
12131415161718
19202122232425
262728293031  
« Apr    
Universitas Gadjah Mada

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS GADJAH MADA
Jl. Sosio Yustisia No.1, Bulaksumur, Yogyakarta 55281, Indonesia
E: fisipol@ugm.ac.id
P: +62(274) 563362
F: +62(274) 551753

TENTANG DIKOM

Sekapur Sirih Visi dan Misi Sejarah Struktur Departemen Staff

PROGRAM STUDI

Reguler IUP Magister Doktoral

AKTIVITAS

Karya Mahasiswa Korps Mahasiswa BSO Ajisaka

UNIT PENDUKUNG

Laboratorium Pusat Kajian Decode JMKI Jaminan Mutu

© 2020 | DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI - UGM

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY